Cara Membuat Ransum Sendiri
A. Peralatan dan fungsinya
Ø Sekop digunakan sebagai alat pengaduk
(pencampur) bahan-bahan ransum
Ø Penggilingan biji-bijian, digunakan
untuk menghaluskan bahan baku ransum hingga berbentuk tepung.
Ø Penggilingan daging dan ayakan, digunakan
untuk membuat ransum dalam bentuk pelet dan butiran.
Ø Kukusan, digunakan untuk mengukus.
Kususan dapat dibuat dari drum atau dapat juga digunakan alat penanak nasi.
B. Cara Pembuatan
Pada dasarnya, cara membuat ransum jadi adalah penyatuan
berbagai jenis bahan baku yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
ternak.
1. Ransum bentuk tepung
Membuat ransum dalam bentuk tepung, sangatlah mudah dan
sederhana. Caranya adalah bahan-bahan baku dihaluskan, ditakar sesuai dengan
formula ransum, kemudian bahan-bahan tersebut dicampur. Cara pencampuran
dilakukan mulai dari bahan yang paling sedikit hingga yang komposisinya paling
besar. Campuran ransum dianggap merata apaabila tidak ada lagi bahan yang
kelihatan dominan baik bentuk maupun aromanya. Ransum bentuk tepung selanjutnya
dikemas dan disimpan dalam gudang penyimpanan.
2. Ransum bentuk pelet
Membuat ransum bentuk pelet, adalah kelanjutan dari ransum
bentuk tepung. Mula-mula bahan disiapkan, digiling halus, ditakar, selanjutnya
campurkan bahan kering terlebih dahulu yang dimulai dari bahan yang jumlahnya
paling sedikit. Selanjutnya campurkan bahan-bahan cair dengan cara penyemprotan
secara merata, aduk, kemudian dilanjutkan dengan proses penguapan (dikukus).
Untuk membentuk ransum menjadi pelet, digunakan penggilingan
daging dengan ukuran lubang sekitar 2-5 mm. Setelah adonon digiling, hasilanya
akan berupa batangan basah, potong batangan basah sepanjang 3 cm. Lakukan
pemotongan ini pada saat penggilingan. Selanjutnya proses pengeringan, setelah
kering, patahkan batangan ini sepanjang1-2 cm. Demikianlah proses pembuatan
ransum bentuk pelet.
3. Ransum bentuk butiran
Pembuatan ransum butiran hampir sama dengan pembuatan ransum
bentuk tepung dan pelet. Jadi setelah bahan digiling halus, ditakar dan dicampur,
langkah berikutnya adalah adonan di ayak. Caranya adalah : siapkan ayakan
berlobang dengan diameter 3 – 4 cm, letakan adonan di dalam ayakan, kemudian
adonan ditekan-tekan hinggabentuk butiran keluar dari dasar ayakan. Agar bentuk
butirannya bagus, maka jangan biarkan hasil cetakan menumpuk, selanjutnya
adalah proses pengeringan.
C. Pengemasan dan Penyimpanan
Untuk menjaga mutu ransum, sebaiknya ransum dikemas dalam
kantung plastik dan disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan yang memiliki
ventilasi yang baik. Waktu penyimpanan sebaiknya paling lama dua minggu. Di
dalam gudang penyimpanan, sebaiknya karung-karung diatur dan disusun
rapi. Untuk menjaga agar karung tidak bersinggungan langsung dengan
lantai, sebaiknya di bagian alasnya diberikan kayu. Hal ini bertujuan agar
udara lembab dari lantai tidak langsung diserap dalam karung ransum. Selain
lantai, dinding gudang penyimpanan yang terbuka perlu ditutupi dengan karung
plastik. Hal ini dimaksudkan agar suhu dan kelembapan dalam gudang tetap stabil
dan terjaga.
Sumber : Sudaro Yani, Siriwa Anita, Ransum Ayam dan Itik,
Jakarta: Penebar Swadaya, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar