Jumat, 03 April 2015

sistem perkandangan ayam pedaging

I.      PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat akan membangun kandang broiler termasuk perlengkapannya. Perlu kita samakan dulu persepsi di antara kita, bahwa kandang yang akan kita bicarakan adalah kandang dalam konsep INDUSTRI PERUNGGASAN bukan sekedar kandang untuk pelihara ayam dalam satuan yang dapat dihitung dengan jari. Perhitungan ekonomi selalu lebih  dulu menjadi bahan pertimbangan, misalnya bahan-bahan yang tersedia, biaya perawatan setelah dibangun, dan umur bangunan juga menjadi pertimbangan yang penting.
Ketika akan merancang dan membangun kandang untuk ayam broiler, hal yang harus dipertimbangkan pertama adalah ketersediaan air dan ketersediaan udara segar yang baik di lahan yang akan dibangun. Perlu dipertimbangkan ulang bila lahan yang Anda miliki ternyata sulit mendapatkan air ataupun ventilasi yang tidak maksimal karena terhalang oleh tebing atau bangunan fisik lainnya yang lebih tinggi.
Orientasi kandang sedapat mungkin melintang timur-barat untuk mengurangi jumlah cahaya matahari yang langsung masuk ke dalam kandang ataupun sinar matahari yang memanasi sisi samping bangunan kandang (tirai) khususnya pada jam-jam suhu terpanas dalam sehari. Tujuan utama dari konsep ini adalah sedapat mungkin untuk menurunkan fluktuasi antara suhu panas dan suhu dingin dalam 24 jam. Suhu yang nyaman bagi kebutuhan ayam akan mempertinggi efektifitas konversi pakan dan pertumbuhan ayam broiler.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007). Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas. Kandang panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Lantai kandang harus berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu dengan jarak antar slat sekitar 2,5 cm.

1.2    Rumusan masalah
Ø  Syarat pembuatan kandang
Ø  Syarat perkandangan untuk ayam pedaging
Ø  Ukuran Kandang Berdasarkan Umur Ayam.
Ø  Peralatan Kandang
Ø  Pemeliharaan kandang
Ø  Manajemen perkandangan

1.3    Tujuan penulisan
Ø  Untuk memberikan informasi tentang perkandangan ayam broiler kepada pembaca.
Ø  Untuk memenuhi tugas terstruktur dari dosen



II.  PEMBAHASAN

2.1    Syarat pembuatan kandang

A.      Lokasi
Lokasi peternakan ayam broiler tidak boleh berjarak kurang dari 1.000 m dari pemukiman atau perkampungan lokasi peternakan ayam sebaiknya berada di tempat yang tidak bising, sebab ayam broiler mudah stres. Ayam yang stres akan terganggu produksinya. 
Adanya kemudahan transportasi, baik untuk input produksi maupun untuk output. Masalah transportasi ini harus menjadi bahan pertimbangan untuk memilih lokasi peternakan dan pasar sarana produksi serta hasil produksi.
Sumber air harus ada di peternakan. Sumber air yang baik sangat penting untuk bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi sebuah peternakan.
Kondisi ini sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso, (2003), yaitu lokasi harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar masuk, serta lokasi harus memiliki akses jalan, listrik dan telpon.

B.       Lingkungan masyarakat
lingkungan disekitar masyarakat sangat penting, sehingga bisa peternakan, memberi izin dari masyarakat mendirikan peternakan dan interaksi yang harmonis antar pengusaha dan masyarakat bisa menjamin kelancaran usaha. (Sudaryani dan Santoso, 2003). Lokasi peternakan harus sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003) yaitu lokasi terlalu dekat dengan pemukiman penduduk yang membuat warga sekitarnya resah dengan limbah yang dihasilkan ayam.

C.      Keamanan
Keamanan kandang harus sangat diperhatikan keamanannya terutama dari binatang buas, seperti, anjing, ular dan sejenisnya. Kandang juga aman dari pencurian walaupun tidak memiliki satpam karena karyawan kandang selalu berada di lokasi kandang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003), tempat usaha peternakan harus aman dari segala gangguan, baik gangguan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya seperti menggunakan jasa satpam.

D.      Perizinan
Kandang peternakan harus memiliki perizinan yang lengkap mulai dari surat persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah kabupaten. Sebagai mana menurut Fadilah, (2008), setiap usaha peternakan harus memiliki izin usaha. Jenjang perizinan dari tingkat pemerintahan, disesuaikan dengan skala usaha peternakan tersebut. Tahapan proses perizinan dimulai dari surat persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah kabupaten, izin mendirikan bangunan dan amdal, surat izin usaha (SIU), dan surat izin gangguan

2.2     Syarat perkandangan untuk ayam pedaging

A.      Letak Kandang
Ø  Letak kandang sebaiknya lebih tinggi dari tanah sekitarnya agar lantai terhindar dari genangan air saat hujan.
Ø  Jarak antar kandang untuk ayam yang berbeda umur sebaiknya cukup lebar. Di samping itu, harus diperhatikan juga arah angin. Arah angin sebaiknya dari kandang ayam yang muda ke kandang ayam yang lebih tua, sebab ayam yang muda lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan ayam dewasa.
Ø  Letak kandang harus memungkinkan sinar matahari pagi leluasa masuk ke dalam kandang.
Ø  Jarak terdekat antara kandang dengan bangunan lainnya minimum 25 m dan jarak antar kandang minimum satu kali lebar kandang dihitung dari tepi atap setiap kandang.
Ø  Untuk mencegah polusi di lingkungan maka jarak kandang dengan pemukiman penduduk minimum 250 m. Di samping itu, sekitar peternakan ditanami pohon pelindung, seperti akasia dan albasia yang berfungsi sebagai sabuk hijau untuk mengurangi polusi bau.
Ø  Untuk mencegah keluar masuknya ternak lain maka seputar peternakan harus diberi pagar yang rapat. Tinggi pagar sebaiknya 1,75 m dan jarak pagar dengan kandangterluar minimum 5 m.

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003), bahwa beberapa faktor perlu diperhatikan pada saat menentukan kandang yaitu: letak kandang sebaiknya dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, penataan antara satu bangunan dengan banguna lainnya harus dapat menjamin tidak terjadinya pencemaran, letak kandang harus memungkinkan sinar matahari pagi dapat leluasa masuk ke dalam kandang.
  Letak kandang peternakan ayam broiler sesuai dengan yang dikemukakan Sudaryani dan Santoso, (2003), yaitu jarak antara kelompok kandang 3 meter dan arah bangunan kandang membujur sesuai dengan terbitnya matahari. Kandang lebih tinggi dari pemukiman penduduk dan tempat tinggal karyawan seharusnya jauh dari kandang atau tidak satu bangunan dengan kandang ayam. Letak kandang sebaiknya berjarak sekurang-kurangnya 50 meter dari rumah tenaga kerja atau bangunan lain-lain seperti gudang, kantor dan lain-lain.

B.       Atap Kandang
Atap kandang adalah bagian dari bangunan kandang yang berfungsi untuk menaungi bagian dalam kandang dari panas matahari dan curah hujan. Bahan yang digunakan sebagai atap perlu dipilih dari jenis bahan yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak mudah bocor dan tahan terhadap curah hujan yang tinggi.
Atap kandang yang biasa digunakan adalah atap monitor berbahan daun rumbia. Menurut pendapat Rasyaf (2003), atap sistem monitor dapat meningkatkan fungsi ventilasi. Di bawah atap kandang terdapat langit-langit kandang yang terbuat dari terpal. Tinggi langit-langit kandang dari lantai yaitu 2,1 m.

C.      Dinding Kandang
Dinding kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ayam dari gangguan luar dan penghalang ayam agar tetap berada dalam kandang. Dinding kandang terdiri atas kawat monitor dan kayu yang dilapisi dengan tirai yang terbuat dari terpal. Tinggi dinding kandang yang terbuat dari kayu sampai ke kawat monitor yaitu 50 cm, sedangkan tinggi kawat monitor sampai atap terendah yaitu 1,6 m.
Tirai pada dinding kandang ada dua yaitu tirai berwarna putih dan tirai hitam. Tirai putih berfungsi untuk membantu penerangan pada periode starter, sedangkan tirai hitam untuk menahan cahaya dari luar pada periode grower. Pada saat produksi telur telah mencapai 60%, tirai hitam akan diturunkan dan light trap (penghalang cahaya) sudah dapat dilepas dari kipas (exhaust fan). Tujuan penurunan tirai hitam agar pencahayaan di dalam kandang dibantu oleh cahaya luar sehingga penggunaan lampu di dalam kandang dapat dikurangi.

D.      Lantai Kandang
Ø  Lantai Litter : Lantai dibuat ke tanah dan dikeraskan dengan semen. Keuntungan sistem ini ialah biaya kandang lebih murah dan ayam dapat memperoleh vitamin B12 dari kotoran yang dikais-kaisnya. Kerugian sistem ini ialah kepadatan ayam per m2 lebih sedikit dan telur yang dihasilkan kotor-kotor.
Ø  Lantai Slat : Lantai dapat dibuat dari bilah-bilah bambu atau kayu dan disebut slat. Kerenggangan antar bilah kayu atau bambu hendaknya dibuat sedemikian rupa supaya kaki ayam tidak terjepit di antara bilah, tetapi kotoran mudah jatuh ke kolong kandang. Jarak antar bilah sekitar 2,5 cm dan besar bilah antara 2,5 cm - 5 cm. Keuntungan sistem ini ialah kapasitas kandang bisa lebih banyak dan telur yang dihasilkan relatif lebih bersih. Kerugiannya ialah biaya pembuatan lantai lebih mahal. Modifikasi pemanfaatan lantai celah adalah kandang berbentuk baterai. Baterai berupa kotak yang terbuat dari bambu atau kawat dan diletakkan di dalam kandang.
Menurut Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease).
E.       Sistem Ventilasi
Menurut Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam kandang. Sistem ventilasi yang digunakan perusahaan menggunakan cooling pad dan exhaust fan. Cooling padmengalirkan udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust fan mengeluarkan udara kotor ke luar kandang. Jumlah fan yang dipasang disesuaikan dengan volume ruangan kandang, populasi ayam jantan dan betina serta rataan bobot badan jantan dan betina.
Konstruksi kandang Peternakan ayam broiler telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santono, 2003 yaitu. kandang dikatakan nyaman dan berkonstruksi baik bila memenuhi beberapa syarat berikut: ventilasi kandang yang baik yaitu leluasa antara pertukaran udara segar dengan udara kotor dengan suhu 21°C- 27°C dan kelembaban 60% di dalam kandang, dinding kandang terbagi dua yaitu dinding kandang sistem terbuka dan sistem tertutup, lantai kandang dapat berbentuk padat serta rapat ke tanah sering disebut litter dan berbentuk celah/rongga-rongga dan berada di atas tanah 50-68 cm. Lantai dapat dibuat dengan bilah-bilah bambu atau kayu yang disebut slat atau bisa juga dari kawat, kerenggangan antara 2,5 cm dan besarnya 2,5 cm x 5 cm, bahan atap kandang sebaiknya dipilih yang baik sehingga dapat melindungi ayam dari panas matahari, hujan, dan mempermudah pemeliharaan, seperti seng, daun rumbia, asbes dan lain-lain.

2.3    Ukuran Kandang Berdasarkan Umur Ayam.

pada umur 1-7 hari dengan ukuran kandang 33 meter x 8 meter yang berkapasitas 4000 ekor
Umur ayam 7-14 hari ukuran kandang 66 meter x 8 meter sama dengan umur ayam 1-7 hari dibuat sekat juga dengan kapasitas kandang 4000 ekor ayam . Umur ayam diatas 14 hari ukuran kandang 100 meter x 8 meter dengan kepadatan kandang 4000 ekor ayam sampai ayam panen .
Hal ini telah sesuai yang dikemukakan oleh Fadillah, 2007, yaitu luas ukuran kandang berdasarkan umur, kepadatan per meter persegi adalah:
1.                  Umur 1 – 3 hari kepadatan 40 – 50 ekor per meter persegi.
2.                  Umur 4 – 6 hari kepadatan 25 – 35 ekor per meter persegi.
3.                  Umur 7 – 9 hari kepadatan 15 – 20 ekor per meter persegi.
4.                  Umur lebih dari 10 hari kepadatan 10-15 ekor per meter persegi.

2.4         Peralatan Kandang

A.      Litter
Litter yang digunakan pada peternakan ayam broiler yaitu serbuk gergaji yang dikumpulkan dari perusahaan perabotan dalam keadaan kering . Liter hanya menggunakan serbuk gergaji tanpa ada tambahan lainnya, seperti serbuk kapur. Sebelum pemasangan litter pada kandang terlebih dahulu lantai dialasi dengan karung pakan ayam yang sudah bersih, karena lantai kandang mempunyai celah atau slat agar serbuk tidak jatuh ke tanah. Ketebalan litter yang dipakai 2-3 cm, hal ini disebabkan karena litter hanya sekali pakai yaitu mulai umur ayam 1-7 hari setelah itu liter dikumpulkan untuk dijual pada petani. 
Setelah 7 hari kandang tidak memakai liter, karena kandang yang digunakan kandang panggung. Ketebalan liter ini masih tipis dibandingkan yang dikemukakan oleh Bambang, (2008) yaitu ketebalan litter yang digunakan 10-15 cm.

B.       Pemanas
Pemanas yang digunakan pada Peternakan ayam broiler yaitu bisa menggunakan pemanas yang terbuat dari tong yang dalamnya diisi kayu yang dibakar. Pada saat ayam kedinginan ayam akan mendekati tong pemanas, begitu sebaliknya ketika ayam kepanasan ayam akan menjauh dari tong pemanas. Pemanas digunakan mulai dari umur ayam 1-14 hari setelah itu menggunakan pemanas dari lampu listrik 60 Watt, dengan jarak lampu listrik 2 meter. Lampu listrik digunakan mulai dari 14 hari sampai panen. Pemanas ini digunakan hanya pada malam hari
pendapat oleh Sugandi (1978) bahwa temperatur udara di sekitar alat pemanas yang baik untuk pertumbuhan anak ayam adalah 35oC. Pemanas dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan seterusnya pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan menggunakan lampu neon 60 Watt.

C.      Tempat pakan dan minum
Ø  Tempat Pakan
Tempat pakan yang digunakan bisa terbuat dari bahan plastik dan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono 2004, yaitu sesuai dengan umur ayam, tidak mudah kotor dari feses ayam, mudah dicapai ayam, pakan yang tersedia sesuai dengan jumlah ayam agar tidak terjadi perebutan pakan, dan praktis.

Tabel : Jenis dan Jumlah Tempat Pakan yang Digunakan
NO
Jenis tempat Pakan
Umur Ayam (hari)
Ukuran Kandang
Kapasitas (ekor)
Jumlah tempat Pakan
1.
2.
3.
Piring Plastik
Piring plastik
Plastik Bulat
1- 7
7-14
14 - panen
33 m x 8 m
66 m x 8 m
100 m x 8 m
4000
4000
4000
36
60
81
            Menurut  Priyatno dan Martono, (2004), tempat pakan dapat dibuat sendiri dari papan atau kayu.
Ø  Tempat minum
Tempat minum yang dapat digunakan adalah dua bentuk, yaitu tempat minum manual dan otomatis.
Ø  Tempat minum manual
Tempat minum manual adalah tempat minum yang pengisian secara manual. Tempat minum ini dicuci setiap pengisian air untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga kesegaran air minum. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik, warna putih dengan kapasitas 3,250-3,350 ml.
Ø  Tempat minum otomatis
Tempat minum otomatis yaitu tempat minum yang secara otomatis terisi dengan air dengan menggunakan slang yang dialirkan dari penampungan air. Ketinggian tempat minum setinggi bahu ayam. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik yang berwarna merah dengan ukuran yaitu tinggi 350mm, berat 536g - 558g, yang berkapasitas Air 1,300ml. Tempat minum ini diperlukan pencucian minimal 2 kali sehari pagi dan sore, untuk menjaga kesegaran air minum. Tempat minum ini dipakai pada umur ayam 14 hari sampai panen.
Tabel:  Jenis dan Jumlah Tempat Minum pada Peternakan Poniman
NO
Tempat Minum
Umur Ayam (hari)
Jumlah Tempat Minum
Ukuran Kandang
Kepadatan Kandang
1.
2.
Manual
Otomatis
1-7
8-14
> 14
22 buah
44 buah
66 buah
33 m x 8 m
66 m x 8 m
100m x 8 m
4000 ekor
4000 ekor
4000 ekor


2.5    Pemeliharaan kandang

Sebelum pembersihan kandang ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu
Ø  Mengeluarkan barang-barang seperti: tempat minum, tempat pakan, alat pemanas, dan peralatan lainnya.
Ø  Setelah dikeluarkan barang-barang tersebut, lalu dimulailah membuang sekam yang sudah tidak dipakai kemudian dimasukan ke dalam karung, dan disimpan di gudang agar terhindar dari hujan.
Ø  Ketika selesai pembuangan sekam (litter) sebaiknya disapu semua, untuk memastikan bahwa kotoran yang ada di dalam kandang benar-benar bersih.
Ø  Lakukan penyemprotan terlebih dahulu, Penyemprotan ini sebaiknya menggunakan obat kutu, jangan menggunakan disinfektan, gunakan obat kutu atau insektisida yang mudah didapat, pada waktu penyemprotan buka tirai kandang, penyemprotan dilakukan dengan tujuan untuk membunuh kutu yang ada di dalam kandang, lakukan penyemprotan dengan rata, untuk keselamatan pekerja, siapkan sarung tangan, helm untuk melindungi kepala agar tidak terkena semburan obat, sepatu bot, baju panjang dan masker.
Setelah itu baru dilakukan pembersihan atap dan lantai kandang. Pembersihan atap dilakukan dengan membersihkan debu dan sarang laba-laba yang ada dilangit-langit kandang dengan menggunakan sapu bergagang panjang. Pembersihan lantai dimulai dengan menyemprotkan air ke permukaan lantai kemudian didiamkan selama beberapa jam, dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat dengan mudah dibersihkan. Setelah didiamkan selama beberapa jam, lantai digosok dengan menggunakan sikat dan sapu sambil disemprot dengan air sampai bersih.
Setelah lantai bersih kemudian lantai dibiarkan kering dan selanjutnya dilakukan pengapuran. Bahan yang digunakan dalam proses pengapuran untuk luas kandang 100 x 8 meter adalah 10 tutup rodalon , 500 liter air dan 5 liter formalin 40%. Cara kerjanya yaitu kapur dilarutkan dengan air di dalam drum, lalu ditambahkan formalin 40% kemudian aduk hingga homogen dengan menggunakan alat pengaduk. Setelah homogen, larutan tersebut disemprotkan secara merata ke seluruh lantai kandang. Pengistirahatan kandang dilakukan setelah pengapuran selesai. Pengistirahatan dilakukan selama ± 1-2 minggu.
Persiapan peralatan kandang meliputi pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang telah digunakan sebelumnya, penyemprotan tirai, “pembersihan drum” (pemanas).
Pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang akan digunakan dilakukan dengan menggunakan disinfektan yaitu Septosid, kemudian dikeringkan. Penyemprotan tirai dan “pembersihan semawar” (pemanas) dilakukan dengan menggunakan disinfektan yang sama. Lingkar pembatas dicuci dengan cara disikat sambil disemprot dengan air hingga bersih, kemudian dikeringkan.
Pembersihan kandang pada Peternakan Poniman telah sesuai yang dikemukakan oleh Bambang, (2008), yaitu pembersihan yang baik harus bisa membuang setidaknya 80% mikroba, serta 20% protozoa dan sebagainya. Pembersihan dilakukan diseluruh bagian kandang, termasuk lingkungan sekitar kandang dengan mengunakan disinfektan. Pembersihan dan desinfektan areal kandang sebagai berikut:
Ø  Pipa-pipa.
Ø  Tangki air/tong.
Ø  Peralatan Kandang.
Ø  Gudang.
Ø  Lingkungan.
2.6    Manajemen Perkandangan

Layout dan struktur kandang yang sebaik dan se-modern apapun, jika tidak ditangani dengan manajemen yang baik, maka bukan suatu keniscayaan ayam tidak nyaman tinggal di dalamnya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan manajemen perkandangan :

A.      Persiapan kandang yang optimal
Setelah panen atau afkir, kandang sesegera mungkin dibersihkan dan di desinfeksi. Hal ini untuk menekan berkembangnya bibit penyakit dan mengoptimalkan masa istirahat kandang. Harapannya saat masuk ayam yang baru, tantangan bibit penyakit lebih rendah. Untuk desinfeksi kandang ini bisa menggunakan Formades atau Sporades. Sedangkan untuk peralatan bisa digunakan Medisep. Untuk paralon air minum hendaknya dilakukan pembersihan fisik atau dengan flushing menggunakan asam sitrat atau H2O2.

B.       Modifikasi kandang sesuai kondisi ayam dan lingkungan
Tidak ada “harga mati” untuk layout dan struktur kandang. Semuanya dipengaruhi dari kondisi lingkungan peternakan, meliputi suhu dan kelembaban (terendah, tertinggi, maupun fluktuatifnya), jarak antar peternakan, tekstur dan topografi tanah maupun kemampuan finansial peternak. Semua harus dipertimbangkan sesuai dengan kondisi terbaik di masing-masing peternakan. Salah satu contohnya ialah pengaturan buka tutup tirai yang sehar      usnya disesuaikan dengan kondisi ayam. Jika ayam bergerombol di sisi kandang dimana tirai belum dibuka, diindikasikan bahwa ada sinar matahari yang masuk atau ada angin kencang.

C.      Segera perbaiki bagian kandang yang rusak
Atap yang bocor dan lantai panggung yang patah menjadi hal yang sering dijumpai. Saat menemukan kondisi ini hendaknya segera lakukan perbaikan agar tidak mengganggu kenyamanan ayam.


D.      Pembersihan dan desinfeksi kandang secara rutin
Kandang hendaknya dibersihkan dan di desinfeksi secara rutin. Pembersihan ini tidak hanya di bagian dalam kandang, tetapi termasuk luar kandang yang meliputi selokan (bersih, lancar, air tidak menggenang), semak-semak, dan dilakukan penyemprotan desinfektan (Sporades, Medisep) secara rutin (minimal 1 x seminggu).



III.   PENUTUP

3.1    Kesimpulan
             Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya.   Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.
            Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara                                   









DAFTAR PUSTAKA


Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.

Fadillah. R, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia pustaka: Jakarta

Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya: Jakarta

Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta

Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar