I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam
melakukan semua aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh
maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang
sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat
akan membangun kandang broiler termasuk perlengkapannya. Perlu kita samakan
dulu persepsi di antara kita, bahwa kandang yang akan kita bicarakan adalah
kandang dalam konsep INDUSTRI PERUNGGASAN bukan sekedar kandang untuk pelihara
ayam dalam satuan yang dapat dihitung dengan jari. Perhitungan ekonomi selalu
lebih dulu menjadi bahan pertimbangan, misalnya bahan-bahan yang
tersedia, biaya perawatan setelah dibangun, dan umur bangunan juga menjadi
pertimbangan yang penting.
Ketika akan merancang dan membangun kandang
untuk ayam broiler, hal yang harus dipertimbangkan pertama adalah ketersediaan
air dan ketersediaan udara segar yang baik di lahan yang akan dibangun. Perlu
dipertimbangkan ulang bila lahan yang Anda miliki ternyata sulit mendapatkan
air ataupun ventilasi yang tidak maksimal karena terhalang oleh tebing atau
bangunan fisik lainnya yang lebih tinggi.
Orientasi kandang sedapat mungkin melintang
timur-barat untuk mengurangi jumlah cahaya matahari yang langsung masuk ke
dalam kandang ataupun sinar matahari yang memanasi sisi samping bangunan
kandang (tirai) khususnya pada jam-jam suhu terpanas dalam sehari. Tujuan utama
dari konsep ini adalah sedapat mungkin untuk menurunkan fluktuasi antara suhu
panas dan suhu dingin dalam 24 jam. Suhu yang nyaman bagi kebutuhan ayam akan
mempertinggi efektifitas konversi pakan dan pertumbuhan ayam broiler.
Hal
ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007). Kandang panggung merupakan bentuk
kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas. Kandang
panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa. Konstruksi rangka
kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Lantai kandang harus
berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu dengan jarak
antar slat sekitar 2,5 cm.
1.2
Rumusan
masalah
Ø
Syarat pembuatan kandang
Ø
Syarat perkandangan untuk
ayam pedaging
Ø
Ukuran
Kandang Berdasarkan Umur Ayam.
Ø Peralatan Kandang
Ø
Pemeliharaan kandang
Ø
Manajemen perkandangan
1.3
Tujuan
penulisan
Ø
Untuk memberikan informasi
tentang perkandangan ayam broiler kepada pembaca.
Ø
Untuk memenuhi tugas
terstruktur dari dosen
II. PEMBAHASAN
2.1 Syarat pembuatan kandang
A. Lokasi
Lokasi peternakan ayam broiler tidak
boleh berjarak kurang dari 1.000 m dari pemukiman atau perkampungan lokasi peternakan
ayam sebaiknya berada di tempat yang tidak bising, sebab ayam broiler mudah
stres. Ayam yang stres akan terganggu produksinya.
Adanya kemudahan
transportasi, baik untuk input produksi maupun untuk output. Masalah
transportasi ini harus menjadi bahan pertimbangan untuk memilih lokasi
peternakan dan pasar sarana produksi serta hasil produksi.
Sumber air harus ada di
peternakan. Sumber air yang baik sangat penting untuk bahan pertimbangan dalam
menentukan lokasi sebuah peternakan.
Kondisi ini sesuai dengan pendapat Sudaryani
dan Santoso, (2003), yaitu lokasi harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki
sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang
sehingga udara bebas keluar masuk, serta lokasi harus memiliki akses jalan,
listrik dan telpon.
B. Lingkungan masyarakat
lingkungan disekitar masyarakat sangat
penting, sehingga bisa peternakan, memberi izin dari masyarakat mendirikan
peternakan dan interaksi yang harmonis antar pengusaha dan masyarakat bisa
menjamin kelancaran usaha. (Sudaryani dan Santoso, 2003). Lokasi peternakan
harus sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003) yaitu
lokasi terlalu dekat dengan pemukiman penduduk yang membuat warga sekitarnya
resah dengan limbah yang dihasilkan ayam.
C. Keamanan
Keamanan kandang harus sangat diperhatikan keamanannya
terutama dari binatang buas, seperti, anjing, ular dan sejenisnya. Kandang juga
aman dari pencurian walaupun tidak memiliki satpam karena karyawan kandang
selalu berada di lokasi kandang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Sudaryani dan Santoso, (2003), tempat usaha peternakan harus aman dari segala
gangguan, baik gangguan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya seperti
menggunakan jasa satpam.
D. Perizinan
Kandang peternakan harus memiliki perizinan
yang lengkap mulai dari surat persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha,
rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah kabupaten. Sebagai mana
menurut Fadilah, (2008), setiap usaha peternakan harus memiliki izin
usaha. Jenjang perizinan dari tingkat pemerintahan, disesuaikan dengan skala
usaha peternakan tersebut. Tahapan proses perizinan dimulai dari surat
persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin
prinsip dari pemerintah kabupaten, izin mendirikan bangunan dan amdal, surat
izin usaha (SIU), dan surat izin gangguan
2.2
Syarat perkandangan untuk ayam pedaging
A.
Letak
Kandang
Ø
Letak kandang sebaiknya
lebih tinggi dari tanah sekitarnya agar lantai terhindar dari genangan air saat
hujan.
Ø
Jarak antar kandang untuk
ayam yang berbeda umur sebaiknya cukup lebar. Di samping itu, harus diperhatikan
juga arah angin. Arah angin sebaiknya dari kandang ayam yang muda ke kandang ayam yang
lebih tua, sebab ayam yang muda lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan
ayam dewasa.
Ø
Letak kandang harus
memungkinkan sinar matahari pagi leluasa masuk ke dalam kandang.
Ø
Jarak terdekat antara
kandang dengan bangunan lainnya minimum 25 m dan jarak antar kandang minimum
satu kali lebar kandang dihitung dari tepi atap setiap kandang.
Ø
Untuk mencegah polusi di
lingkungan maka jarak kandang dengan pemukiman penduduk
minimum 250 m. Di samping itu, sekitar peternakan ditanami pohon pelindung,
seperti akasia dan albasia yang berfungsi sebagai sabuk hijau untuk mengurangi
polusi bau.
Ø
Untuk mencegah keluar
masuknya ternak lain maka seputar peternakan harus diberi pagar yang rapat.
Tinggi pagar sebaiknya 1,75 m dan jarak pagar dengan kandangterluar
minimum 5 m.
Hal
ini sesuai yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003), bahwa beberapa
faktor perlu diperhatikan pada saat menentukan kandang yaitu: letak kandang sebaiknya
dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, penataan antara satu bangunan
dengan banguna lainnya harus dapat menjamin tidak terjadinya pencemaran, letak
kandang harus memungkinkan sinar matahari pagi dapat leluasa masuk ke dalam
kandang.
Letak
kandang peternakan ayam broiler sesuai dengan yang dikemukakan Sudaryani dan
Santoso, (2003), yaitu jarak antara kelompok kandang 3 meter dan arah bangunan
kandang membujur sesuai dengan terbitnya matahari. Kandang lebih tinggi dari
pemukiman penduduk dan tempat tinggal karyawan seharusnya jauh dari kandang
atau tidak satu bangunan dengan kandang ayam. Letak kandang sebaiknya berjarak
sekurang-kurangnya 50 meter dari rumah tenaga kerja atau bangunan lain-lain
seperti gudang, kantor dan lain-lain.
B.
Atap
Kandang
Atap
kandang adalah bagian dari bangunan kandang yang berfungsi untuk menaungi
bagian dalam kandang dari panas matahari dan curah hujan. Bahan yang digunakan
sebagai atap perlu dipilih dari jenis bahan yang ringan, tahan panas, tidak
menyerap atau menghantar panas, tidak mudah bocor dan tahan terhadap curah
hujan yang tinggi.
Atap kandang
yang biasa digunakan adalah atap monitor berbahan daun rumbia. Menurut pendapat
Rasyaf (2003), atap sistem monitor dapat meningkatkan fungsi ventilasi. Di
bawah atap kandang terdapat langit-langit kandang yang terbuat dari terpal.
Tinggi langit-langit kandang dari lantai yaitu 2,1 m.
C.
Dinding
Kandang
Dinding
kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ayam dari gangguan luar dan
penghalang ayam agar tetap berada dalam kandang. Dinding kandang terdiri atas
kawat monitor dan kayu yang dilapisi dengan tirai yang terbuat dari terpal.
Tinggi dinding kandang yang terbuat dari kayu sampai ke kawat monitor yaitu 50
cm, sedangkan tinggi kawat monitor sampai atap terendah yaitu 1,6 m.
Tirai
pada dinding kandang ada dua yaitu tirai berwarna putih dan tirai hitam. Tirai
putih berfungsi untuk membantu penerangan pada periode starter, sedangkan
tirai hitam untuk menahan cahaya dari luar pada periode grower. Pada saat produksi telur telah
mencapai 60%, tirai hitam akan diturunkan dan light trap (penghalang
cahaya) sudah dapat dilepas dari kipas (exhaust fan). Tujuan penurunan tirai
hitam agar pencahayaan di dalam kandang dibantu oleh cahaya luar sehingga
penggunaan lampu di dalam kandang dapat dikurangi.
D.
Lantai
Kandang
Ø
Lantai Litter : Lantai
dibuat ke tanah dan dikeraskan dengan semen. Keuntungan sistem ini ialah
biaya kandang lebih
murah dan ayam dapat memperoleh vitamin B12 dari kotoran yang dikais-kaisnya.
Kerugian sistem ini ialah kepadatan ayam per m2 lebih sedikit dan telur yang
dihasilkan kotor-kotor.
Ø
Lantai Slat : Lantai dapat
dibuat dari bilah-bilah bambu atau kayu dan disebut slat. Kerenggangan antar
bilah kayu atau bambu hendaknya dibuat sedemikian rupa supaya kaki ayam tidak
terjepit di antara bilah, tetapi kotoran mudah jatuh ke kolong kandang.
Jarak antar bilah sekitar 2,5 cm dan besar bilah antara 2,5 cm - 5 cm.
Keuntungan sistem ini ialah kapasitas kandang bisa lebih banyak dan telur
yang dihasilkan relatif lebih bersih. Kerugiannya ialah biaya pembuatan lantai
lebih mahal. Modifikasi pemanfaatan lantai celah adalah kandang berbentuk
baterai. Baterai berupa kotak yang terbuat dari bambu atau kawat dan diletakkan
di dalam kandang.
Menurut
Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan
peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan
cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit
penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease).
E.
Sistem
Ventilasi
Menurut
Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara
segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam
kandang. Sistem ventilasi yang digunakan perusahaan menggunakan cooling
pad dan exhaust
fan. Cooling padmengalirkan
udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust fan mengeluarkan
udara kotor ke luar kandang. Jumlah fan yang dipasang disesuaikan
dengan volume ruangan kandang, populasi ayam jantan dan betina serta rataan
bobot badan jantan dan betina.
Konstruksi kandang Peternakan ayam broiler
telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santono, 2003 yaitu.
kandang dikatakan nyaman dan berkonstruksi baik bila memenuhi beberapa syarat
berikut: ventilasi kandang yang baik yaitu leluasa antara pertukaran udara
segar dengan udara kotor dengan suhu 21°C- 27°C dan kelembaban 60% di dalam
kandang, dinding kandang terbagi dua yaitu dinding kandang sistem terbuka dan
sistem tertutup, lantai kandang dapat berbentuk padat serta rapat ke tanah
sering disebut litter dan berbentuk celah/rongga-rongga dan berada di atas tanah
50-68 cm. Lantai dapat dibuat dengan bilah-bilah bambu atau kayu yang disebut
slat atau bisa juga dari kawat, kerenggangan antara 2,5 cm dan besarnya 2,5 cm
x 5 cm, bahan atap kandang sebaiknya dipilih yang baik sehingga dapat
melindungi ayam dari panas matahari, hujan, dan mempermudah pemeliharaan,
seperti seng, daun rumbia, asbes dan lain-lain.
2.3
Ukuran Kandang Berdasarkan
Umur Ayam.
pada umur 1-7 hari dengan ukuran kandang 33
meter x 8 meter yang berkapasitas 4000 ekor
Umur
ayam 7-14 hari ukuran kandang 66 meter x 8 meter sama dengan umur ayam 1-7 hari
dibuat sekat juga dengan kapasitas kandang 4000 ekor ayam . Umur ayam diatas 14
hari ukuran kandang 100 meter x 8 meter dengan kepadatan kandang 4000 ekor ayam
sampai ayam panen .
Hal
ini telah sesuai yang dikemukakan oleh Fadillah, 2007, yaitu luas ukuran
kandang berdasarkan umur, kepadatan per meter persegi adalah:
1.
Umur 1
– 3 hari kepadatan 40 – 50 ekor per meter persegi.
2.
Umur 4
– 6 hari kepadatan 25 – 35 ekor per meter persegi.
3.
Umur 7
– 9 hari kepadatan 15 – 20 ekor per meter persegi.
4.
Umur
lebih dari 10 hari kepadatan 10-15 ekor per meter persegi.
2.4
Peralatan Kandang
A.
Litter
Litter yang digunakan pada peternakan ayam
broiler yaitu serbuk gergaji yang dikumpulkan dari perusahaan perabotan dalam
keadaan kering . Liter hanya menggunakan serbuk gergaji tanpa ada tambahan
lainnya, seperti serbuk kapur. Sebelum pemasangan litter pada kandang terlebih
dahulu lantai dialasi dengan karung pakan ayam yang sudah bersih, karena lantai
kandang mempunyai celah atau slat agar serbuk tidak jatuh ke tanah. Ketebalan
litter yang dipakai 2-3 cm, hal ini disebabkan karena litter hanya sekali pakai
yaitu mulai umur ayam 1-7 hari setelah itu liter dikumpulkan untuk dijual pada
petani.
Setelah
7 hari kandang tidak memakai liter, karena kandang yang digunakan kandang
panggung. Ketebalan liter ini masih tipis dibandingkan yang dikemukakan oleh
Bambang, (2008) yaitu ketebalan litter yang digunakan 10-15 cm.
B.
Pemanas
Pemanas yang digunakan pada Peternakan ayam
broiler yaitu bisa menggunakan pemanas yang terbuat dari tong yang dalamnya
diisi kayu yang dibakar. Pada saat ayam kedinginan ayam akan mendekati tong
pemanas, begitu sebaliknya ketika ayam kepanasan ayam akan menjauh dari tong
pemanas. Pemanas digunakan mulai dari umur ayam 1-14 hari setelah itu
menggunakan pemanas dari lampu listrik 60 Watt, dengan jarak lampu listrik 2
meter. Lampu listrik digunakan mulai dari 14 hari sampai panen. Pemanas ini
digunakan hanya pada malam hari
pendapat oleh Sugandi (1978) bahwa temperatur
udara di sekitar alat pemanas yang baik untuk pertumbuhan anak ayam adalah 35oC.
Pemanas dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan seterusnya
pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan menggunakan lampu
neon 60 Watt.
C.
Tempat
pakan dan minum
Ø Tempat
Pakan
Tempat pakan yang digunakan bisa terbuat dari
bahan plastik dan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono
2004, yaitu sesuai dengan umur ayam, tidak mudah kotor dari feses ayam, mudah
dicapai ayam, pakan yang tersedia sesuai dengan jumlah ayam agar tidak terjadi
perebutan pakan, dan praktis.
Tabel
: Jenis dan Jumlah Tempat
Pakan yang Digunakan
NO
|
Jenis
tempat Pakan
|
Umur
Ayam (hari)
|
Ukuran
Kandang
|
Kapasitas
(ekor)
|
Jumlah
tempat Pakan
|
1.
2.
3.
|
Piring Plastik
Piring plastik
Plastik Bulat
|
1- 7
7-14
14 - panen
|
33 m x 8 m
66 m x 8 m
100 m x 8 m
|
4000
4000
4000
|
36
60
81
|
Menurut Priyatno dan Martono, (2004), tempat pakan
dapat dibuat sendiri dari papan atau kayu.
Ø
Tempat minum
Tempat
minum yang dapat digunakan adalah dua bentuk, yaitu tempat minum manual dan
otomatis.
Ø
Tempat minum manual
Tempat
minum manual adalah tempat minum yang pengisian secara manual. Tempat minum ini dicuci setiap
pengisian air untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga kesegaran air
minum. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik, warna putih dengan
kapasitas 3,250-3,350 ml.
Ø
Tempat minum otomatis
Tempat
minum otomatis yaitu tempat minum yang secara otomatis terisi dengan air
dengan menggunakan slang yang dialirkan dari penampungan air. Ketinggian tempat
minum setinggi bahu ayam. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik yang
berwarna merah dengan ukuran yaitu tinggi 350mm, berat 536g - 558g, yang
berkapasitas Air 1,300ml. Tempat minum ini diperlukan pencucian minimal 2
kali sehari pagi dan sore, untuk menjaga kesegaran air minum. Tempat minum ini dipakai pada
umur ayam 14 hari sampai panen.
Tabel: Jenis dan Jumlah
Tempat Minum pada Peternakan Poniman
NO
|
Tempat Minum
|
Umur Ayam (hari)
|
Jumlah Tempat Minum
|
Ukuran Kandang
|
Kepadatan Kandang
|
1.
2.
|
Manual
Otomatis
|
1-7
8-14
> 14
|
22 buah
44 buah
66 buah
|
33 m x 8 m
66 m x 8 m
100m x 8 m
|
4000 ekor
4000 ekor
4000 ekor
|
2.5
Pemeliharaan
kandang
Sebelum
pembersihan kandang ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu
Ø
Mengeluarkan
barang-barang seperti: tempat minum, tempat pakan, alat pemanas, dan peralatan
lainnya.
Ø
Setelah
dikeluarkan barang-barang tersebut, lalu dimulailah membuang sekam yang sudah
tidak dipakai kemudian dimasukan ke dalam karung, dan disimpan di gudang agar
terhindar dari hujan.
Ø
Ketika
selesai pembuangan sekam (litter) sebaiknya disapu semua, untuk memastikan
bahwa kotoran yang ada di dalam kandang benar-benar bersih.
Ø
Lakukan
penyemprotan terlebih dahulu, Penyemprotan ini sebaiknya menggunakan obat kutu,
jangan menggunakan disinfektan, gunakan obat kutu atau insektisida yang mudah
didapat, pada waktu penyemprotan buka tirai kandang, penyemprotan dilakukan
dengan tujuan untuk membunuh kutu yang ada di dalam kandang, lakukan
penyemprotan dengan rata, untuk keselamatan pekerja, siapkan sarung tangan,
helm untuk melindungi kepala agar tidak terkena semburan obat, sepatu bot, baju
panjang dan masker.
Setelah
itu baru dilakukan pembersihan atap dan lantai kandang. Pembersihan atap
dilakukan dengan membersihkan debu dan sarang laba-laba yang ada
dilangit-langit kandang dengan menggunakan sapu bergagang panjang. Pembersihan
lantai dimulai dengan menyemprotkan air ke permukaan lantai kemudian didiamkan
selama beberapa jam, dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat dengan
mudah dibersihkan. Setelah didiamkan selama beberapa jam, lantai digosok dengan
menggunakan sikat dan sapu sambil disemprot dengan air sampai bersih.
Setelah
lantai bersih kemudian lantai dibiarkan kering dan selanjutnya dilakukan
pengapuran. Bahan yang digunakan dalam proses pengapuran untuk luas kandang 100
x 8 meter adalah 10 tutup rodalon , 500 liter air dan 5 liter formalin 40%.
Cara kerjanya yaitu kapur dilarutkan dengan air di dalam drum, lalu ditambahkan
formalin 40% kemudian aduk hingga homogen dengan menggunakan alat pengaduk.
Setelah homogen, larutan tersebut disemprotkan secara merata ke seluruh lantai
kandang. Pengistirahatan kandang
dilakukan setelah pengapuran selesai. Pengistirahatan dilakukan selama ± 1-2
minggu.
Persiapan
peralatan kandang meliputi pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang
telah digunakan sebelumnya, penyemprotan tirai, “pembersihan drum” (pemanas).
Pembersihan
tempat pakan dan tempat air minum yang akan digunakan dilakukan dengan
menggunakan disinfektan yaitu Septosid, kemudian dikeringkan. Penyemprotan
tirai dan “pembersihan semawar” (pemanas) dilakukan dengan menggunakan
disinfektan yang sama. Lingkar pembatas dicuci dengan cara disikat sambil
disemprot dengan air hingga bersih, kemudian dikeringkan.
Pembersihan
kandang pada Peternakan Poniman telah sesuai yang dikemukakan oleh Bambang,
(2008), yaitu pembersihan yang baik harus bisa membuang setidaknya 80% mikroba,
serta 20% protozoa dan sebagainya. Pembersihan dilakukan diseluruh bagian
kandang, termasuk lingkungan sekitar kandang dengan mengunakan disinfektan.
Pembersihan dan desinfektan areal kandang sebagai berikut:
Ø Pipa-pipa.
Ø
Tangki
air/tong.
Ø
Peralatan
Kandang.
Ø
Gudang.
Ø
Lingkungan.
2.6 Manajemen
Perkandangan
Layout dan
struktur kandang yang sebaik dan se-modern apapun, jika tidak ditangani dengan
manajemen yang baik, maka bukan suatu keniscayaan ayam tidak nyaman tinggal di
dalamnya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan manajemen
perkandangan :
A.
Persiapan
kandang yang optimal
Setelah panen atau afkir, kandang sesegera
mungkin dibersihkan dan di desinfeksi. Hal ini untuk menekan berkembangnya
bibit penyakit dan mengoptimalkan masa istirahat kandang. Harapannya saat masuk
ayam yang baru, tantangan bibit penyakit lebih rendah. Untuk desinfeksi kandang
ini bisa menggunakan Formades atau
Sporades. Sedangkan untuk
peralatan bisa digunakan Medisep.
Untuk paralon air minum hendaknya dilakukan pembersihan fisik atau dengan flushing menggunakan asam sitrat
atau H2O2.
B.
Modifikasi
kandang sesuai kondisi ayam dan lingkungan
Tidak ada “harga mati” untuk layout dan
struktur kandang. Semuanya dipengaruhi dari kondisi lingkungan peternakan,
meliputi suhu dan kelembaban (terendah, tertinggi, maupun fluktuatifnya), jarak
antar peternakan, tekstur dan topografi tanah maupun kemampuan finansial
peternak. Semua harus dipertimbangkan sesuai dengan kondisi terbaik di
masing-masing peternakan. Salah satu contohnya ialah pengaturan buka tutup
tirai yang sehar usnya disesuaikan dengan
kondisi ayam. Jika ayam bergerombol di sisi kandang dimana tirai belum dibuka,
diindikasikan bahwa ada sinar matahari yang masuk atau ada angin kencang.
C.
Segera
perbaiki bagian kandang yang rusak
Atap yang bocor dan lantai panggung yang
patah menjadi hal yang sering dijumpai. Saat menemukan kondisi ini hendaknya
segera lakukan perbaikan agar tidak mengganggu kenyamanan ayam.
D.
Pembersihan
dan desinfeksi kandang secara rutin
Kandang hendaknya dibersihkan dan di
desinfeksi secara rutin. Pembersihan ini tidak hanya di bagian dalam kandang,
tetapi termasuk luar kandang yang meliputi selokan (bersih, lancar, air tidak
menggenang), semak-semak, dan dilakukan penyemprotan desinfektan
(Sporades, Medisep) secara
rutin (minimal 1 x seminggu).
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kandang
adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua
aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh
maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang
sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras
Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Fadillah.
R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.
Fadillah.
R, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam
Broiler Komersial. Agromedia pustaka: Jakarta
Priatno,
Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya: Jakarta
Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam
Petelur. Penebar
Swadaya: Jakarta
Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam
Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa:
Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar