Jumat, 03 April 2015

organ pencernaan ruminansia

v   OESOFAGUS

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).
Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.




v   RUMEN
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Ternak ruminansia besar seperti sapi potong dan sapi perah dapat memanfaatkan pakan dengan kandungan nutrisi yang sangat rendah, akan tetapi boros dalam penggunaan energi.

Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap di bagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat milyar mikroba.
Beberapa jenis bakteri adalah:
Ø  pencerna selulosa (Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens),
Ø  bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp),
Ø  bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica, 
Ø  bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), 
Ø  bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis). 

LETAK           : sebelah kiri rongga perut
ANATOMI     :
Ø  Permukaan dilapisi papila (papila lidah) → memperluas 
Ø  permukaan untuk absorbs
Ø  Terdiri 4 kantong (saccus)
Ø  Terbagi menjadi 4 zona


KONDISI : 
Ø  BK isi rumen     : 10 -15%
Ø  Temperatur        : 39-40ºC        
Ø  pH                      : 6,7 – 7,0
Ø  BJ                      :1,022 – 1,055
Ø  Gas                    : CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S
Ø  Mikroba             : bakteri, protozoa, jamur
Ø  Anaerob


FUNGSI     :  
Ø  Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
Ø  Absorbsi : VFA, ammonia
Ø  Lokasi mixing
Ø  Menyimpan bahan makanan→ fermentasi

PEMBAGIAN ZONA DI DALAM RUMEN
PEMBAGIAN MIKROBIOLOGIS:
Ø  Zona gas : CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2
Ø  Zona apung (pad zone) : Ingesta yang mengapung (ingesta baru dan mudah dicerna)
Ø  Zona cairan (intermediate zone) : cairan dan absorbsi metabolit yang   terlarut dalam cairan (>>mikroba)
Ø  Zona endapan (high density zone) : ingesta tidak dapat dicerna dan benda-benda asing




v   RETIKULUM
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
Ø  Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen
Ø  Terdapat  lipatan-lipatan esofagus  yang merupakan lipatan jaringan yang langsung dr esofagus ke omasum
Ø  Permukaan dalam : papila → sarang laba-laba (honey comb) perut jala
FUNGSI:
Ø  tempat fermentasi
Ø  membantu proses ruminasi
Ø  mengatur arus ingesta ke omasum
Ø  Absorpsi hasil fermentasi
Ø  tempat berkumpulnya benda-benda asing










v   OMASUM
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
Omasum hampir terisi penuh oleh lamina dengan papila yang meruncing yang tersusun sedemikian rupa sehingga makanan digerakkan dari orifisium retikulo-omosal, di antara laminae, dan menuju ke orifisium omaso-abdomosal. Setiap laminae mengandung tiga lapis otot, termasuk suatu lapis sentral yang berhubungan dengan dinding otot dari omasum, serta suatu lapis mukosa muskularis yang terletak pada tiap sisi dari otot sentral.
Dasar omasum seperti juga halnya lembaran - lembaran (lipatan - lipatan) ditutupi oleh epitel squamosa berstrata. Pada pertautan antara omasum dan abomasum terdapat suatu susunan lipatan membrana mukosa ‘vela terminalia’ yang barang kali berperan sebagai katup untuk mencegah kembalinya bahan-bahan dari abomasum menuju ke omasum, sedangkan pada domba merupakan bagian dari abomasums.

Ø  LETAK                         : sebelah kanan(retikulum) grs media (disebelah rusuk 7-11)
Ø  BENTUK          : ellips
Ø  Permukaan dalam berbentuk laminae → perut buku (pada lamina terdapat papila untuk absorpsi)
Ø  FUNGSI                        : grinder, filtering, fermentasi, absorpsi)





v   ABOMASUM
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.

LETAK :
Ø  dasar perut (kanan bawah)
Ø  Bentuk : memanjang
Ø  Bagian dalam terdapat tonjolan : fold → absorpsi
TERDIRI 3 BAGIAN:
Ø  kardia  : sekresi mucus
Ø  Fundika: pepsinogen, renin, HCl, mukus   
Ø  Pilorika : sekresi mukus
FUNGSI:
Ø  tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → Pencernaan protein
Ø  mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum




v   USUS HALUS ( Intestinum Tenue )
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu: deudenum, jejenum, dan ileum, berdasarkan pada perbedaan - perbedaan struktural histologis/mikroskopis. Deudenum merupakan bagian yang pertama dari usus halus. Ini amat dekat dengan dinding tubuh dan terikat pada mesenteri yang pendek, yaitu mesoduodenum. Duktus yang berasal dari pankreas dan hati masuk ke bagian pertama dari duodenum. Duodenum meninggalkan pilorus dari perut dan ke arah kaudal pada sisi kanan menuju ke ‘pelvic inlet’. Duodenum kemudian menjulang ke sisi kiri di belakang akar dari mesenteri besar dan membelok ke depan untuk bergabung dengan jejunum. Saluran yang berasal dari hati dan saluran pankreas, menyatu ke dalam duodenum, pada jarak yang pendek di belakang pilorus.
Jejenum dengan jelas dapat dipisahkan dengan duodenum. Jejenum bermula dari kira-kira pada posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang (pada duodenum mesenterinya pendek). Jejenum dan ileum itu bersambung dan tidak ada batas yang jelas di antaranya. Bagian terakhir dari usus halus adalah ileum. Persambungannya dengan usus besar adalah pada osteum iliale (bukaan ileal).

FUNGSI                     : pencernaan enzimatis dan absorpsi
KEDALAM USUS HALUS MASUK 4 SEKRESI:
Ø  Cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer
Ø  Cairan empedu: dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan lipase    pankreas, zat warna
Ø  Cairan pankreas: ion bikarbinat untuk menetralisir asam lambung
Ø  Cairan usus
PANKREAS
LETAK : lengkungan duodenum
MENSEKRESIKAN ENZIM:
Ø  Amilase              : alfa amilase, maltase, sukrase
Ø  Protease             : tripsinogen,  kemotripsinogen,prokarboksi, peptidase
Ø  Lipase                : lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase
Ø  Nuklease            : ribonuklease, deoksi ribonuklease




v   USUS BESAR ( Intestinum crasum )
Usus besar terdiri atas sekum, yang merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri atas bagian-bagian yang naik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir direktum dan anus. Variasi pada usus besar (terutama pada bagian kolon yang naik) dari satu spesies ke spesies yang lain, jauh lebih menonjol dibandingkan dengan pada usus halus. Kolon yang menurun, bergerak ke depan di antara dua lapis mesenteri yang menyangga usus halus. Lop proksimal (ansa proksimalis) terletak di antara sekum dan kolon spiral (ansa spiralis). Ansa spiralis itu tersusun dalam bentuk spiral. Bagian yang pertama membentuk spiral ke arah pusat lilitan (bersifat sentripetal) sedangkan bagian berikutnya membentuk spiral yang menjauhi pusat lilitan (sentrifugal). Bagian terakhir dari kolon yang naik yaitu ansa distalis, menghubungkan ansa spiralis dengan kolon transversal. Kolon transversal menyilang dari kanan ke kiri dan berlanjut terus ke arah kaudal menuju ke rektum dan anus, bagian terminal dari saluran pencernaan.
Rectum merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.


v   REKTUM
Jelaskan Fungsi Rektum dan Dubur pada Sistem Pencernaan Manusia 
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar yang berakhir di anus. Rektum terbentang dari vertebre sakrum k e - 3 sampai garis anorektal. Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigius. Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Jika rektum telah penuh dengan feses, maka menimbulkan rangsangan yang disebabkan adanya peregangan pada dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk buang air besar (defekasi). Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka akan terjadi pengerasan feses dan konstipasi.


v  ANUS
 
Anus merupakan sebuah lubang yang menghubungkan rektum dengan lingkungan luar tubuh. Pada anus terdapat otot polos yang berperan sebagai katup muskuler yang disebut sfingter ani yang berfungsi mengatur pengeluaran feses. Terdapat dua otot sfingter anal (di sebelah dalam dan luar). Salah satu dari otot sfingter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka. feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi atau buang air besar, yang merupakan fungsi utama anus.

Ø  STRUKTUR ANUS

Saluran anal memiliki panjang sekitar 2-4,5 cm.
Saluran anal dikelilingi oleh otot yang berbentuk seperti cincin yang disebut internal anal sphincters dan external anal sphincters
Saluran anal dilapisi oleh membrane mukosa
Bagian atas saluran anal memiliki sel yang menghasilkan mucus yang membantu memudahkan ekskret keluar tubuh
Bagian bawah saluran anal terdiri dari sel epitel berbentuk kubus
Saluran anal memiliki bagian berbentuk lipatan yang disebut anal colums (kolumnal anal)
Bagian atas kolumnal anal membentuk garis anorectal yang merupakan perbatasan antara rectum dengan anus
Bagian bawah kolumnal anal memiliki garis dentate yang menjadi penanda dari daerah dimana terdapat sel-sel saluran anal yang bisa berubah dari sel penghasil mucus menjadiselepitelkubus
Sel-selepitel anus lebih tebal dari yang di saluran anal dan memiliki rambut
Ada area perianal yang merupakankulit di sekeliling anus sejauh 5 cm
DAFTAR PUSTAKA


North.2008.http://health.detik.com/read/2008/09/11/170027/1201783/770/pencern
            aan-sistem-ruminansia.html.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar