Jumat, 03 April 2015

ciri ternak potong dan kerja

CIRI-CIRI TERNAK POTONG DAN KERJA



Tipe ternak Potong, Ciri cirinya :
Ø  Bentuk badan seperti balok/segi empat
Ø  Badan dalam dan lebar
Ø  Leher dan bahu tebal
Ø  Dada lebar dan dalam
Ø  Segala garis lurus datar

Tipe ternak kerja / tipe tarik, ciri cirinya :
Ø  Tulang kuat
Ø  Jalan cepat
Ø  Tahan panas dan lapar
Ø  Tubuh besar dan harmonis



JENIS-JENIS TERNAK POTONG DAN KERJA
( RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA )

A.        SAPI

1.        BRAHMAN
Sapi ini berasal dari India, namun banyak dikembangkan di Amerika, yang masuk ke Indonesia adalah dari Amerika. Bobot jantan maksimum 800kg dan betina 550kg.
Sapi Brahman memiliki karakteristik punuk besar dan kulit yang longgar dengan lipatan kulit dibawah leher dan perut yang lebar, telinga menggantung. Warna kulit umumnya abu-abu, tetapi ada juga yang merah. Tidak bertanduk dan hanya berupa bungkul, kepala relatif pendek dengan profil melengkung, dengan kaki panjang dan kokoh.

2.        LIMOUSINE
Merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Prancis, sapi ini merajai di pasar-pasar sapi Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, harganya mahal karena pertumbuhannya bisa mencapai 1,1kg per hari.
Ukuran tubuhnya besar dan panjang serta dadanya lebar dan berdaging tebal. Bulunya berwarna merah mulus, sorot matanya tajam, kaki tegap dengan warna pada bagian lutut ke bawah berwarna terang tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak melengkung, bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg.

3.        CHAROLAIS
Sapi jenis ini juga di kembangkan di negara Prancis, warna bulu perak dan merupakan jenis paling besar di negara tersebut, sapi ini jarang didapat di pasar-pasar tradisional. Pertumbuhan badannya per hari bisa mencapai 1,3kg.


4.        HEREFORD
Sapi ini juga merupakan sapi keturunan Eropa yang dikembangkan di Inggris, berat jantan rata-rata 900kg dan betina 725kg.
Bulunya berwarna merah kecuali bagian muka, dada, perut bawah, dan ekor berwarna putih. Bentuk badan bulat panjang dengan ukuran lambung besar. Sebagian sapi bertanduk dan sebagian lagi tidak bertanduk



5.        SHORTHORN
Sapi jenis ini sama dengan hereford dan juga dikembangkan di negara Inggris bobot jantan rata-rata 1100kg dan betina 850kg.
Sapi Shorthorm berwarna merah coklat tua dan putih. Anaknya kecil, namun akan tumbuh dengan cepat besar. Kualitas daging baik.


6.        SIMMENTAL
Sapi ini berasal dari lembah Simme negara Switzerland, tapi banyak dikembangkan di Australia dan Selandia Baru, bobot jantan rata-rata 1100kg dan betina 800kg, Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi jantan dewasa mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasa 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.


7.        ABERDEN ANGUS
Sapi ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru, tapi awal mulanya berasal dari Skotlandia, bobot jantan rata-rata 900kg dan betina 700kg. Sapi ini tidak memiliki tanduk umur dewasa sapi angus adalah 2 tahun, hasil karkas tinggi, sebagai penghasil daging dan tidak digunakan sebagai penghasil susu. Anak pedet ukurannya kecil sehingga induk tidak mengalami banyak stress saat proses melahirkan. Untuk memperbaiki genetic sapi ini sering dikawin silangkan dengan sapi lain, misalnya sapi Brahman. Hasl persilangan disebut Brangus (Brahman Angus).


8.        BRANGUS
Sapi brangus merupakan hasil persilangan sapi betina Brahman dan pejantan angus. Cirri khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang diwarisi brangus adalah dengan adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang mutunya kurang baik. Sedangkan sapi angus yang diturunkan produktivitas daging dan persentase karkasnya tinggi.



9.        SANTA GERTRUDIS
Sapi ini merupakan sapi hasil persilangan sapi Brahman dengan sapi betina shorthorn, dikembangkan pertama kali di King Ranch Texas AS tahun 1943 dan pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. Bobot jantan rata-rata 900 kg dan betina 725 kg. Badan sapi besar dan padat. Seluruh tubuh dipenuhi bulu halus dan pendek serta berwarna merah kecoklatan. Punggungnya lebar dan dada berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak berlekuk dan mukanya lurus. Gelembir lebar berada di bawah leher dan perut. Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalanya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi santa gertrudis mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan caplak.

10.    DROUGH MASTER
Merupakan persilangan antara betina Brahman dan jantan shortron, dikembangkan di Australia. Banyak dijumpai di peternakan besar di Indonesia. Sifat Brahman lebih dominan, badannya besar dan otot padat. Warna bulu merah coklat muda hingga merah atau coklat tua. Pada ambing sapi betina terdapat bercak putih





11.    Sapi Ongole

Sapi Ongole berasal dari India, tepatnya di kabupaten Guntur, propinsi Andra Pradesh. Sapi ini menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Karakteristik Sapi ongole merupakan jenis ternak berukuran sedang, dengan gelambir yang lebar yang longgar dan menggantung. Badannya panjang sedangkan lehernya pendek. Kepala bagian depan lebar di antara kedua mata.
Bentuk mata elip dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telinga agak kuat, ukuran 20-25 cm, dan agak menjatuh. Tanduknya pendek dan tumpul, tumbuh ke depan dan ke belakang. Pada pangkal tanduk tebal dan tidak ada retakan. Warna yang populer adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya berwarna abu tua, pada leher dan kaki kadang-kadang berwarna hitam. Warna ekor putih, kelopak mata putih dan otot berwarna segar, kuku berwarna cerah dan badan berwarna abu tua.
Sapi ini lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot sapi 600 kg pada sapi jantan dan 300-400 kg untuk sapi betina. Berat lahir 20-25 kg. persentase karkas 45-58% dengan perbandingan daging tulang 3,23 : 1.

12.    Sapi Peranakan Ongole (PO)
Hasil perkawinan antara sapi ongole dengan sapi Jawa. Sapi ini adalah jenis pekerja yang baik. Tenaga besar, ukuran tubuh besar, sifat sabar, tahan terhadap panas lapar dan haus, serta mampu mengkonsumsi pakan berkualitas rendah. Sifat dan daya reproduksi sapi PO betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi bali dan madura.
Warna bulu bervariasi dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranxe keabuan. Pada sapi jantan bagian leher, punuk sampai kepala berwarna putih keabuan, sedangkan pada anak yang baru lahir berwarna coklat dan berubah menjadi putih kelabu.
Bentuk tanduk pada jantan lebih pendek dibandingkan betina, memiliki punuk bulat, besar dan bergelambir lebar tergantung mulai leher melalui perut hingga ambing atau skrotum. Tinggi sapi jantan mencapai 150 cm dengan bobot 600 kg, sedangkan sapi betina mencapai 135 cm dengan bobot badan 450 kg dengan PBBH mencapai 0,47-0,81

13.    Sapi bali
Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali, sehingga sapi jenis ini dinamakan Sapi Bali. Sebagai "mantan" keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk persis seperti banteng. Kaki sapi Bali jantan dan betina berwarna putih dan terdapat telau, yaitu bulu putih di bagian pantat dan bulu hitam di sepanjang punggungnya.
Sapi Bali tidak berpunuk, badannya montok, dan dadanya dalam.
Sapi Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki dan pantat. Berat sapi Bali dewasa berkisar 350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna merah bata kecuali bagian kaki dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar 250 hingga 350 kg.
Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun betina berwarna merah bata. Setelah dewasa, warna bulu sapi Bali jantan berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon testosteron. Karena itu, bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan berubah menjadi merah bata.
Keunggulan sapi Bali ini antara lain : Daya tahan terhadap panas tinggi; Pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang jelek; Prosentase karkas tinggi dan kualitas daging baik; Reproduksi dapat beranak setiap tahun.

14.    Sapi BX (Brahman cross)
Sapi BX (Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/penjinakan sapi Brahman yang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan berbagai jenis sapi lainnya, seperti sapi Shorthorn, sapi Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford, Simmental, dan sapi Limousin. Hasil silangan ini kemudian disilangkan lagi dengan sapi Brahman sehingga campuran darah dalam setiap keturunan sangat bervariasi.
Sapi ini yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan terhadap iklim tropis serta tahan terhadap penyakit/hama penyebab penyakit, kutu dan tunggau.
Warna kulit sapi ini sangat bervariasi antara lain putih abu-abu, hitam, coklat, merah, kuning, bahkan loreng seperti harimau. Pasar tradisional tertentu masih ada yang "fanatik" dengan warna kulit, sehingga dengan banyaknya variasi warna kulit sapi ini bisa memenuhi selera tiap-tiap pasar yang cenderung masih spesifik.

15.    Sapi angus
Sapi Angus merupakan sapi yang mempunyai tingkat kualitas karkas yang sangat bagus, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan merupakan keturunan dari sapi Brahman. Sapi Angus ini masuk ke Indonesia melalui Selandia Baru.
Sapi ini juga mempunyai tingkat produktivitas dalam berkembang biak yang sangat bagus, dimana betinanya mempunyai kemampuan yang sangat bagus untuk berkembang biak dan menyusui anaknya. Sapi Angus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).

16.    Sapi Madura
Sapi Madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli Indonesia, pada awalnya banyak didapatkan di Pulau Madura, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh Jawa Timur.
Sapi Madura pada mulanya terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Karakteristik sapi Madura sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya bergumba
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah : Jantan maupun betinanya sama-sama berwarna merah bata; Paha belakang berwarna putih; Kaki depan berwarna merah muda; Tanduk pendek beragam, pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm; Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

17.    Sapi Beefmaster
 
Sapi Beefmaster merupakan persilangan antara sapi Brahman, sapi Hereford, dan sapi Shorthorn yang dikembangkan pertama kali oleh Mr. Lasater.
Kombinasi antara ketiga sapi tersebut menghasilkan sapi yang superior. Sapi BeefMaster ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).  



B.         KAMBING

1.        KAMBING KACANG
 
Ciri-ciri kambing kacang :
Ø  Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
Ø  Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
Ø  Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.
Ø  Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
Ø  Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
Ø  Tinggi kambing jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
Ø  Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.



2.        KAMBING ETAWA
 
Kambing Ettawa atau dikenal juga dengan nama Kambing Jamnapari, merupakan jenis kambing unggul yang dapat diternakkan sebagai kambing penghasil susu maupun sebagai kambing penghasil daging.  Kambing Ettawa ini didatangkan dari India.
Ciri-ciri kambing Ettawa :
Ø  Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betina mencapai 92 cm.
Ø  Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
Ø  Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.
Ø  Dahi dan hidungnya cembung.
Ø  Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.
Ø  Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.










3.        KAMBING JAWARANDU
 
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing ini merupakan hasil silangan dari kambing peranakan Ettawa dengan kambing Kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan dan diambil susunya. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.
Ciri-ciri kambing Jawarandu :
Ø  Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
Ø  Baik jantan maupun betina bertanduk.
Ø  Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
Ø  Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.












4.        KAMBING PERANAKAN ETAWA ( PE )

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang, dengan tujuan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Kambing ini dikenal sebagai kambing PE (Peranakan Etawa), dan saat ini juga dianggap sebagai kambing Lokal.
Ciri-ciri kambing Peranakan Etawa :
Ø  Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.
Ø  Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina mencapai 63 kg.
Ø  Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar
Ø  Dahi dan hidungnya cembung.
Ø  Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.
Ø  Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
Ø  Kambing Peranakan Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.



5.        KAMBING GEMBRONG
Kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. bentuk dan ukuran tubuh kambing betina mirip kambing kacang. Tapi pada bagian bawah perut melebar. Kambing gembrong betina juga bertanduk, namun lebih pendek dan oval. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian berwarna coklat muda dan coklat. Pola warna tubuh kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua – sampai tiga warna. Tinggi kambing (gumba) 58 – 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup mata dan muka kambing.

6.        KAMBING BOERAWA
Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina. Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari kata Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.


7.        KAMBING MUARA
Kambing ini dapat dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara. 
Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. 

8.        KAMBING KOSTA
Kambing ini dulunya terbentuk dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor).
Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya serta ditemukan pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.

9.        KAMBING MARICA
Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement).
Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.












10.    KAMBING SAMOSIR
Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. 
Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26 – 32 kg; panjang badan 57 – 63 cm; tinggi pundak 50 – 56 cm; tinggi pinggul 53 – 59 cm; dalam dada 28 – 33 cm dan lebar dada 17 – 20 cm.
Berdasarkan ukuran morfologi tubuh, kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam.



C.      DOMBA

1.        DOMBA GARUT
Menurut para pakar domba seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut.
Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan.
Ciri-ciri domba garut :
Ø  Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
Ø  Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
Ø  Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
Ø  Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.








2.        TEXEL WONOSOBO
Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. 
3.        DOMBA BATUR
Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel.  Pada 1984, kelompok tani ternak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.
Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera.
Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik.
Ciri-ciri Domba Batur :
Ø  Tubuhnya besar dan panjang.
Ø  Kaki cenderung pendek dan kuat.
Ø  Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.
Ø  Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal.
Ø  Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.
Ø  Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.

4.      DOMBA EKOR TIPIS
Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed sheep.
Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.


Ciri-ciri domba ekor tipis :
Ø  Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg.
Ø  Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.
Ø  Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.
Ø  Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.
Ø  Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk.

5.      DOMBA EKOR GEMUK
Domba Ekor Gemuk dikenal juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala, yang sekarang sudah dipatenkan menjadi domba ekor gemuk lokal Palu dari Sulawesi Tengah. Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.
Ciri-ciri domba ekor gemuk :
Ø  Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.
Ø  Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.
Ø  Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47 – 60 cm.
Ø  Warna bulu wolnya putih dan kasar.
Ø  Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.
Ø  Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.
Ø  Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.
Ø  Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.

6.      DOMBA HAMPSHIRE
Domba Hampshire dikembangkan di daerah Hampshire, Inggris, pada abad ke-19 melalui persilangan antara domba Southdown jantan dengan domba betina keturunan Wiltshire Horn dan Berkshire Knot.
Ciri-ciri Domba Hampshire :
  • Wajah berwarna gelap
  • Bulu panjang dan tebal berwarna coklat.
  • Telinga agak melengkung.
  • Kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi wol

7.      DOMBA POLWARTH

Domba Polwarth merupakan tipe dual-purpose, dikembangkan di Victoria, Australia sejak tahun 1880. Merupakan persilangan antara Merino (75%) dan Lincoln (25%).
Domba Polwarth memiliki tubuh yang besar, tegap, pemeliharaannya mudah dan memiliki produktivitas wool yang tinggi dengan serat bulu berdiameter antara 22-25 mikron.

8.      DOMBA PORTLAND
Domba Portland berasal dari Inggris dan merupakan salah satu breed Dorset. Bertubuh kecil dan dipenuhi oleh wool kecuali pada bagian wajah dan kaki bagian bawah yang berwana kecoklatan. Domba yang baru lahir berwarna dan berwarna agak keputih-putihan atau abu-abu selama beberapa awal bulan kehidupan. Tanduk muncul setelah dewasa dan berbentuk spiral.

9.      DOMBA RAMBOUILLET

Domba Rambouillet berasal dari Prancis disebut juga Merino Prancis. Domba Rambouillet merupakan tipe dwiguna.

Ciri-ciri Domba Rambouillet :

Ø  Badan besar, dalam, lebar dan padat dengan tulang-tulang yang kuat.
Ø  Kepala tegak.
Ø  Domba jantan bertanduk besar sedangkan betina tidak bertanduk.

 

10.  DOMBA NORWEGIA (VILLSAU)

Domba Norwegia merupakan domba primitif yang hidup di daerah Norwegia dan Skandinavia.
Memiliki muka yang kecil dengan kaki yang bagus dan bulu yang berwarna hampir putih sampai keabu-abuan, cokelat gelap dan hitam. Berat jantan dewasa sekitar 43 kg dan betinanya 32 kg.

11.  DOMBA SOUTHDOWN

Domba Southdown berasal dari Inggris dan merupakan tipepedaging.

Ciri-ciri Domba Southdown :

Ø  Tubuh kecil, lebar dan dalam, bentuk bulat, daging padat dan kaki pendek.
Ø  Garis punggung lurus, leher pendek dan tebal.
Ø  Telinga pendek dengan ujung bulat dan tidak bertanduk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar