LAPORAN PRAKTIKUM
NUTRISI RUMINANSIA
![]() |
Oleh :
Kelompok 5
Mohamad Isra Saaba O 121 13 072
Linda Damayanti O
121 13 071
Martanti O 121
13 095
Melki Hendri Pasoa O 121 13 088
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini tepat
pada waktunya.
Kami telah
menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi dimasa mendatang agar lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada dosen
pembimbing praktikum mata kuliah Nutrisi
Ruminansia dan kepada Asissten praktikum yang telah membantu kami dalam
praktikum serta teman-teman
atas masukannya, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan
insya Allah sesuai dengan yang kami harapkan.
Kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang
membacanya, terutama kepada kami sebagai penyusun laporan ini sehingga
ilmu yang diperoleh tidak berlalu begitu saja melainkan dapat dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan IMTAQ dan IPTEK.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2
Tujuan praktikum.................................................................................. 3
1.3
Kegunaan praktikum............................................................................. 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Pencernaan ternak Kambing..................................................... 4
2.2
Organ saluran pencernaan kambing...................................................... 5
2.3
Peran Mikroba Dalam rumen ternak
ruminansia................................... 6
III.
METODE PRAKTEK
3.1
Waktu Dan Tempat............................................................................... 8
3.2
Alat Dan Bahan.................................................................................... 8
3.3
Cara Kerja............................................................................................. 8
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil...................................................................................................... 9
4.2
Pembahasan.......................................................................................... 12
V.
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan........................................................................................... 15
5.2
Saran.....................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Ternak
ruminansia adalah suatu ternak yang mempunyai lambung lebih dari satu
(poligastrik) dan proses pencernaannya mengalami ruminasi. Salah satu
keunggulan ternak ruminansia adalah mampu memanfaatkan Nitrogen yang bukan
berasal dari protein untuk membentuk protein seperti Non Protein Nitrogen
(NPN). Saluran pencernaan ternak ruminansia terdiri dari mulut, esophagus, rumen,
retikulum, omasum, abomasum, usus halus, usus besar (colon ) dan rectum, anus.
Ruminansia
memiliki sistem pencernaan yang unik. Keunikan ini terletak pada lambung yang
terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Dengan
kondisi lambung tersebut ruminansia mempunyai kapasitas daya tampung sebesar
150-200 liter( pada sapi) dan volume lambung ini sudah meliputi 70% dari total
volume seluruh saluran pencernaan, sedangkan jika dibandingkan dengan hewan
lambung tunggal (monogastrik) lambung hanya meliputi 20% dari Total saluran
pencernaan.
Pada
ternak ruminansia, makanan yang masuk ke mulut akan secepatnya didorong ke
dalam lambung untuk selama 30-70 menit kemudian akan didorong kembali ke mulut
untuk dikunyah dan ditelan kembali (ruminasi). Dengan ukuran
yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%,
retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari
bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan
lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansi
Hewan
berlambung ganda seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen) yaitu
sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta,
llama). Sistem pencernaannya disebut pollygastric system. Saluran
pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars
glandularis), yang terdiri darirumen, retikulum, dan omasum;
ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum
(coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi
rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung
juga terjadi pembusukan dan peragian.
Langkah-langkah dalam sistem digesti
meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis.Sistem mekanis
dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi sertaredeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora
rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi
VFA, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain
dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam
amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula
saliva, pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,. At
al, 1984).
1.2
Tujuan
praktikum
Tujuan
dari praktikum Nutrisi Ruminansia ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
tentang sistem pencernaan dari ternak kambing yang diamati, dan dapat
mengetahui bentuk protozoa yang terdapat dalam cairan rumen yang
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.
1.3 kegunaan praktikum
Adapun
kegunaan dari praktikum Nutrisi Ruminansia ini diharapkan pada mahasiswa agar
dapat mengetahui dan memperoleh informasi tentang bentuk dari rumen, reticulum,
abomasum dan omasum, yang telah dan diamati serta dari hasil
praktikum ini mahasiswa dibekali ilmu pengetahuan yang praktis dan
Aplikatif serta tepat guna sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup
berarti sehingga pada nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sistem Pencernaan ternak Kambing
Ruminansia adalah suatu forugut fermenter. Yaitu bagian
kardiak lambungnya telah berkembang membentuk ruang-ruang terpisah yang pHnya
mendekati netral dan makanan yang dicerna digerakkan oleh aliran dari mulut ke
anus. Bagian-bagian ini merupakan habitat ideal bagi berbagai macam mikroba
(Frandson,1992).
Pencernaan
adalah proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan pakan dalam saluran
pencernaan. Perubahan tersebut berupa penghalusan pakan menjadi partikel –
partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Proses
pencernaan melibatkan tenaga mekanik, seperti mastikasi atau kontraksi otot
dalam saluran pencernaan, aksi kimia ( HCl dalam abomasums dan cairan empedu
dalam usus halus ) atau aktivitas enzim dari enzim – enzim yang dihasilkan
dalam saluran pencernaan atau enzim – enzim dari mikroorganisme yang terdapat
dalam saluran pencernaan.
Ternak
kambing berbeda dengan ternak mamalia lainnya karena mempunyai lambung sejati
yaitu abomasum dan lambung depan yang membesar yang mempunyai tiga ruangan
yaitu rumen, retikulum, dan omasum. ( Tillman et all,.1984)
Rumen
dan reticulum sering dipandang sebagai organ tunggal, disebut sebagai
retikulorumen, yang merupakan tempat terjadinya pencernaan fermentative.
Retikulum ini mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan
ingesta kedalam omasum. Retikulum membantu ruminasi dimana bolus
diregurgitasikan ke dalam mulut ( Arora, 2005 ).
Ingesta
yang telah halus didorong ke dalam rumen untuk dicerna lebih lanjut oleh
mikroba. Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan
fungi (McDonald et al. 1981 ).
Omasum
merupakan bagian ketiga lambung ternak kambing yang menghubungkan retikulorumen
dan abomasums. Abomasum merupakan bagian keempat yang disebut juga perut sejati
( Arora, 2005 ).
Dengan
demikian ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi serta
mampu mengolahnya menjadi produk dengan nilai biologis tinggi ( Tillman et al.
,1984 ).
Sebagian
besar bahan pakan mengandung campuran nutrient yang terdiri atas protein,
lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Zat – zat gizi organic ini
terdapat dalam bentuk yang tidak larut sehingga harus dipecah menjadi senyawa –
senyawa kecil sebelum mereka dapat masuk melalui dinding saluran pencernaan
untuk kemudian diedarkan ke dalam darah atau saluran limva.
Proses pencernaan berupa fermentasi yang
terjadi sebelum usus halus pada ternak ruminansia mendatangkan keuntungan dan
kerugian. Keuntungan yang diperoleh dengan terjadinya fermentasi sebelum usus
halus antara lain : produk fermentasi mudah diserap usus, dapat mencerna
selulosa, dapat menggunakan non – protein nitrogen seperti urea. Kerugian yang
dialami antara lain : banyak energi yang terbuang sebagai gas methan dan panas,
protein bernilai hayati tinggi mengalami degradasi menjadi NH3 (
amonia ) sehingga terjadi penurunan nilai protein, ternak ruminansia peka
terhadap ketosis atau keracunan asam. (Arora, 2005)
Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis,
biologis dan enzimatis. Sistem mekanis dilakukan dengan prehension,
reinsalivasi, dan remastikasi serta redeglutisi. Didalamrumen terdapat mikroflora
rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi
VFA, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain
dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam
amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula
saliva, pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan
(Tillman,. At al, 1984).
2.2
Organ saluran pencernaan kambing
Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral),
kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars
glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum;
ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum),
sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari
isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung
juga terjadi pembusukan dan peragian (Arora, 2005).
Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu
rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Masing-masing bagian memiliki peran dan
fungsi yang khusus (Kartadisastra, 1997). Rumen ruminansia terdapat mikroba
(bakteri dan protozoa) yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara
fermentatif sehingga menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil
fermentasi inilah yang menjadi sumber energi utama (Soetanto. 1994). Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses fermentasi berlangsung sebelum usus
halus, sehingga dapat disajikan ke usus halus dalam bentuk yang mudah diserap.
2.3
Peran Mikroba Dalam rumen ternak ruminansia
Adanya
mikroba dan aktifitas fermentasi di dalam rumen merupakan salah satu
karakteristik yang membedakan sistem pencernaan ternak ruminansia dengan ternak
lain. Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang masuk ke
dalam rumen menjadi produk-produk sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh
mikroba maupun induk semang dimana aktifitas mikroba tersebut sangat tergantung
pada ketersediaan nitrogen dan energi (Soetanto. 1994).
Kelompok
utama mikroba yang berperan dalam pencernaan tersebut terdiri dari bakteri,
protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi tergantung pada
pakan yang dikonsumsi ternak (Arora, 2005).
Mikroba
rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang mengandung serat
tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile
Fatty Acids = VFA’s) yaitu asam asetat, asam propionat, asam
butirat, asam valerat serta asam isobutirat dan asam isovalerat. VFA’s diserap
melalui dinding rumen dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak.
Sedangkan produk metabolis yang tidak dimanfaatkan oleh ternak yang pada
umumnya berupa gas akan dikeluarkan dari rumen melalui proses eruktasi (Arora, 2005). Namun yang lebih penting ialah
mikroba rumen itu sendiri, karena biomas mikroba yang meninggalkan rumen
merupakan pasokan protein bagi ternak ruminansia. (Soetanto. 1994) menyebutkan bahwa 2/3 – 3/4 bagian
dari protein yang diabsorbsi oleh ternak ruminansia berasal dari protein
mikroba.
Produk
akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu sendiri
dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai pasok utama
protein bagi ternak ruminansia. Menurut Arora (2005) sekitar 47 sampai 71
persen dari nitrogen yang ada di dalam rumen berada dalam bentuk protein
mikroba.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat
pelaksanaan praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang sistem
pencernaan pada kambing, bertempat di kandang Peternakan, Fakultas Peternakan
dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
Waktu
pelaksanaan praktikum Nutrisi Ruminansia yaitu pada hari Sabtu,
tanggal 18 April 2015 pada pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai.
3.2
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang
pengamatan pada sistem pencernaan ternak kambing dan protozoa rumen adalah satu
ekor ternak kambing yang dipotong dan dibedah.
Alat
yang digunakan dalam praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang
pengamatan sistem pencernaan ternak kambing dan protozoa rumen adalah pisau,
mikroskop elektrik dengan perbesaran 10 x 10, wadah untuk mengambil cairan
rumen, deglass dan coverglass.
3.3
Cara Kerja
Ø Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
Ø Setelah itu menyembeli ternak yang akan
diamati.
Ø Membedah dan mengamati alat pencernaan
mulai dari mulut sampai anus.
Ø Memisahkan bagian-bagian alat
pencernaan.
Ø Setelah itu alat pencernaan mulai dari
rumen, reticulum, omasum, abomasum, usus halus dan usus besar dibelah
dan dilihat kulit dinding bagian dalam.
Ø mengambil isi cairan rumen untuk
mengamati protozoa dalam cairan rumen.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
A.
Rumen
Gambar 1. Dinding
rumen bagian dalam.
B.
Retikulum
Gambar2. Dinding
retikulum bagian dalam.
C.
Omasum
Gambar 3.
Dinding omasum bagian dalam.
D.
Abomasum
Gambar 4.
Dinding abomasum bagian dalam.
E.
Protozoa
rumen
Gambar 5. Protozoa rumen pada mikroskop
4.2
Pembahasan
A.
Rumen
Rumen adalah kompartemen lambung (dindingnya seperti
handuk) yang terbesar, menempati 71 % total volume lambung, dan pisahkan dari
reticulum oleh lipatan-lipatan ruminoreticular. Secara tidak lengkap terbagi
lagi menjadi ruangan atau kantong-kantong pilar. Mikroorganisme
ditemukan di dalam rumen dan di rumen proses fermentasi berlangsung. Rumen
terletak di Sebelah kiri rongga perut, memanjang dari tulang rusuk ke 7 dan
8 sampai dengan tulang punggung, Menempati ¾ bagian rongga perut.
Rumen dilapisi oleh sel-sel ephitel keratin yang berlapis
dan dapat mengelupas. Ephitelium ini tidak berkelenjar, dengan demikian tidak
memproduksi mucus, tetapi ini akan mengangkut VFA( 85 % VFA diserap di dalam
rumen) terutama hasil akhir fermentasi rumen, dan rumen dipenuhi oleh papila
seperti jari yang memperluas bagian permukaan untuk penyerapan.
Pakan yang dimakan oleh ternak akan segera di fermentasi
setelah sampai di rumen. Pakan yang sudah difermentasi akan berwarna hijau
lumut. Hal ini menandakan bahwa proses fermentasi oleh mikroba telah
berlangsung dan hasil akhir dari proses fermentasi tersebut siap untuk diserap.
B.
Retikulum
Retikulum terletak berdekatan dengan diaframa, bersama-
sama rumen, retikulum membentuk daerah fermentasi, yang dikenal dengan
retikulorumen. Retikulum juga daerah penerima dan pengirim ; retikulum menerima
makanan dari kerongkongan dan ingesta dari rumen, dan mengirim ingesta juga ke
rumen, ke omasum dan ke kerongkongan selama proses ruminasi.
Retikulum (jalan antara rumen dan omasum)Bagian
dalam retikulum terdiri dari papilla-papilla yg terbentuk spt rumah tawon yg
dikenal Honey comb.
Di retikulum juga terjadi proses absorpsi hasil akhir fermentasi yaitu VFa,
Amonia air dan Tempat berkumpulnya benda-benda asing.
C.
Omasum
Omasum merupakan bagian lambung yang ke tiga. Omasum (bentuk
berbuku buku) Terletak disebelah rusuk ke 7 – 11, bentuk elips dan dihubungkan
oleh retikulum oleh saluran sempit (orificium reticulo omasal). Omasum
dibungkus dengan lamella atau lembaran-lembaran yang terletak pada lekukan yang
lebih besar dari organ tetapi lekukan yang lebih kecil, membentuk teruan omasal
untuk dilalui cairan dan ingesta larut dari reticulum ke abomasum. Ingesta
padat selalu ditemukan diantara lamella, tetapi fungsi utama dari lamella tidak
jelas, sementara difahami untuk meningkatkan permukaan daerah penyerapan.
Bahan-bahan yang diserap dari omasum mengandung air,VFA
dan bikarbonat. Yang terakhir harus dipindahkan sebelum kondisi asam abomasum,
sedangkakn jika tidak jumlah karbon dioksida (Co2) akan meningkat dalam
obomasum.
D.
Abomasum
Abomasum terletak didasar rongga perut. Disejajarkan
dengan perut sejati karena disinilah disekresikan cairan lambung oleh sel-sel
abomasum. Dengan demikian merupakan daerah pertama tempat berlangsungnya
pencernaan protein oleh ternak.
Di dalam organ ini, mikroorganisme rumen dan
residu-residu yang terfermentasi dari pakan adalah subjek pencernaan enzim dan
prodaknya diabsorpsi. Di abomasum fermentasi lanjutan terjadi di daerah cecum
dan kolon, sumbangan fermentasi di daerah ini terhadapa pencernaan pakan
tergolong kecil, yaitu sekitar 5-10 % (preston dan Leng, 1987)
E.
Protozoa
rumen
Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi,
kerbau, kambing dan domba) terdapat populasi mikroba yang cukup banyak
jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri
sekitar 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar
10 pangkat 5 - 10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Sutardi, 1977). Beberapa jenis bakteri/mikroba yang
terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b)
bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d)
bakteri/mikroba selulolitik, (e) bakteri/mikroba proteolitik.
Protozoa
rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrich syang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan
mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya merombak
karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989).
V.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Sistem Pencernaan Ruminansia pencernaan adalah rangkaian proses
perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam
alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih
kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.
Saluran pencernaan ruminansia terdiri
dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars
glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum;
ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus
halus(intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum),
kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut.
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan
dikunyah kembali (kedua kali).
Di
dalam cairan rumen juga terdapat saliva. Saliva yang masuk
kedalam rumen berfungsi sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap
pada 6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasil fermentasi mikroba
rumen.
Protozoa
rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang mempunyai silia hampir di seluruh tubuhnya dan
mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya
merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna
5.2
Saran
Saran saya adalah
sebaiknya praktikum menggunakan 2 atau 3 ekor kambing yang umurnya berbeda,
agar kami bisa membandingkan saluran pencernaan dari umur yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S. P. 2005. Pencernaan Mikrobia pada
Ruminansia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Frandson, R.D. 1992 . Anatomi dan Fisiologi
Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Kartadisastra, 1997. Zoologi .
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor .
McDonald .1981 . Anatomy and Physiology of Farm
Animals. 6rd. Lippicont Williams and Wilkins, Philadelpia.
Soetanto. 1994 .peran
Mikroba pada Ruminansia.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S.
Prawirokusumo, S. Lebdosoekojo.1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.