Kamis, 23 April 2015

laporan praktikum nutrisi ruminansia

LAPORAN PRAKTIKUM
NUTRISI RUMINANSIA



Description: Description: D:\LOGO UNTAD\Untad 4.jpg
 

















Oleh :

Kelompok 5

Mohamad Isra Saaba              O  121  13  072
Linda Damayanti                     O  121  13  071
Martanti                                    O  121  13  095
Melki Hendri Pasoa                 O  121  13  088







PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2015

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini tepat pada waktunya.
Kami telah menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi dimasa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing praktikum mata kuliah Nutrisi Ruminansia dan kepada Asissten praktikum yang telah membantu kami dalam praktikum serta teman-teman atas masukannya, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai dengan yang kami harapkan.
Kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya, terutama kepada kami sebagai penyusun laporan ini sehingga ilmu yang diperoleh tidak berlalu begitu saja melainkan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan IMTAQ dan IPTEK.


                                                                                         Palu, 21 April 2015

                  penyusun
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I.              PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2    Tujuan praktikum.................................................................................. 3
1.3    Kegunaan praktikum............................................................................. 3
II.           TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Sistem Pencernaan ternak Kambing..................................................... 4
2.2    Organ saluran pencernaan kambing...................................................... 5
2.3    Peran Mikroba Dalam rumen ternak ruminansia................................... 6
III.        METODE PRAKTEK
3.1    Waktu Dan Tempat............................................................................... 8
3.2    Alat Dan Bahan.................................................................................... 8
3.3    Cara Kerja............................................................................................. 8
IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1    Hasil...................................................................................................... 9
4.2    Pembahasan.......................................................................................... 12
V.           KESIMPULAN
5.1    Kesimpulan........................................................................................... 15
5.2    Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

I.    PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Ternak ruminansia adalah suatu ternak yang mempunyai lambung lebih dari satu (poligastrik) dan proses pencernaannya mengalami ruminasi. Salah satu keunggulan ternak ruminansia adalah mampu memanfaatkan Nitrogen yang bukan berasal dari protein untuk membentuk protein seperti Non Protein Nitrogen (NPN). Saluran pencernaan ternak ruminansia terdiri dari mulut, esophagus, rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus halus, usus besar (colon ) dan rectum, anus.
Ruminansia memiliki sistem pencernaan yang unik. Keunikan ini terletak pada lambung yang terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Dengan kondisi lambung tersebut ruminansia mempunyai kapasitas daya tampung sebesar 150-200 liter( pada sapi) dan volume lambung ini sudah meliputi 70% dari total volume seluruh saluran pencernaan, sedangkan jika dibandingkan dengan hewan lambung tunggal (monogastrik) lambung hanya meliputi 20% dari Total saluran pencernaan.
Pada ternak ruminansia, makanan yang masuk ke mulut akan secepatnya didorong ke dalam lambung untuk selama 30-70 menit kemudian akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah dan ditelan kembali (ruminasi). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansi
Hewan berlambung ganda seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen) yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta, llama). Sistem pencernaannya disebut pollygastric system. Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri darirumen, retikulum, dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi pembusukan dan peragian.
Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis.Sistem mekanis dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi sertaredeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFA, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula salivapancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,. At al, 1984).


1.2    Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum Nutrisi Ruminansia ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem pencernaan dari ternak kambing yang diamati, dan dapat mengetahui bentuk protozoa yang terdapat dalam cairan rumen   yang diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.

1.3    kegunaan praktikum
            Adapun kegunaan dari praktikum Nutrisi Ruminansia ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memperoleh informasi tentang bentuk dari rumen, reticulum, abomasum dan omasum, yang telah dan diamati serta dari hasil praktikum ini mahasiswa dibekali ilmu pengetahuan yang praktis dan Aplikatif serta tepat guna sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup berarti sehingga pada nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.



II.     TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Sistem Pencernaan ternak Kambing
Ruminansia adalah suatu forugut fermenter. Yaitu bagian kardiak lambungnya telah berkembang membentuk ruang-ruang terpisah yang pHnya mendekati netral dan makanan yang dicerna digerakkan oleh aliran dari mulut ke anus. Bagian-bagian ini merupakan habitat ideal bagi berbagai macam mikroba (Frandson,1992).
Pencernaan adalah proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan pakan dalam saluran pencernaan. Perubahan tersebut berupa penghalusan pakan menjadi partikel – partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Proses pencernaan melibatkan tenaga mekanik, seperti mastikasi atau kontraksi otot dalam saluran pencernaan, aksi kimia ( HCl dalam abomasums dan cairan empedu dalam usus halus ) atau aktivitas enzim dari enzim – enzim yang dihasilkan dalam saluran pencernaan atau enzim – enzim dari mikroorganisme yang terdapat dalam saluran pencernaan.
Ternak kambing berbeda dengan ternak mamalia lainnya karena mempunyai lambung sejati yaitu abomasum dan lambung depan yang membesar yang mempunyai tiga ruangan yaitu rumen, retikulum, dan omasum. ( Tillman et all,.1984)
Rumen dan reticulum sering dipandang sebagai organ tunggal, disebut sebagai retikulorumen, yang merupakan tempat terjadinya pencernaan fermentative. Retikulum ini mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan ingesta kedalam omasum. Retikulum membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan ke dalam mulut ( Arora, 2005 ).
Ingesta yang telah halus didorong ke dalam rumen untuk dicerna lebih lanjut oleh mikroba. Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan fungi (McDonald et al. 1981 ).
Omasum merupakan bagian ketiga lambung ternak kambing yang menghubungkan retikulorumen dan abomasums. Abomasum merupakan bagian keempat yang disebut juga perut sejati ( Arora, 2005 ).
Dengan demikian ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi serta mampu mengolahnya menjadi produk dengan nilai biologis tinggi ( Tillman et al. ,1984 ).
Sebagian besar bahan pakan mengandung campuran nutrient yang terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Zat – zat gizi organic ini terdapat dalam bentuk yang tidak larut sehingga harus dipecah menjadi senyawa – senyawa kecil sebelum mereka dapat masuk melalui dinding saluran pencernaan untuk kemudian diedarkan ke dalam darah atau saluran limva.
 Proses pencernaan berupa fermentasi yang terjadi sebelum usus halus pada ternak ruminansia mendatangkan keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh dengan terjadinya fermentasi sebelum usus halus antara lain : produk fermentasi mudah diserap usus, dapat mencerna selulosa, dapat menggunakan non – protein nitrogen seperti urea. Kerugian yang dialami antara lain : banyak energi yang terbuang sebagai gas methan dan panas, protein bernilai hayati tinggi mengalami degradasi menjadi NH3 ( amonia ) sehingga terjadi penurunan nilai protein, ternak ruminansia peka terhadap ketosis atau keracunan asam. (Arora, 2005)
Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis. Sistem mekanis dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta redeglutisi. Didalamrumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFA, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula salivapancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,. At al, 1984).

2.2    Organ saluran pencernaan kambing
Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi pembusukan dan peragian (Arora, 2005).
Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Masing-masing bagian memiliki peran dan fungsi yang khusus (Kartadisastra, 1997). Rumen ruminansia terdapat mikroba (bakteri dan protozoa) yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara fermentatif sehingga menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil fermentasi inilah yang menjadi sumber energi utama (Soetanto. 1994). Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses fermentasi berlangsung sebelum usus halus, sehingga dapat disajikan ke usus halus dalam bentuk yang mudah diserap.

2.3    Peran Mikroba Dalam rumen ternak ruminansia
Adanya mikroba dan aktifitas fermentasi di dalam rumen merupakan salah satu karakteristik yang membedakan sistem pencernaan ternak ruminansia dengan ternak lain. Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang masuk ke dalam rumen menjadi produk-produk sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba maupun induk semang dimana aktifitas mikroba tersebut sangat tergantung pada ketersediaan nitrogen dan energi (Soetanto. 1994).
Kelompok utama mikroba yang berperan dalam pencernaan tersebut terdiri dari bakteri, protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi tergantung pada pakan yang dikonsumsi ternak (Arora, 2005).
Mikroba rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids = VFA’s) yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam valerat serta asam isobutirat dan asam isovalerat. VFA’s diserap melalui dinding rumen dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak. Sedangkan produk metabolis yang tidak dimanfaatkan oleh ternak yang pada umumnya berupa gas akan dikeluarkan dari rumen melalui proses eruktasi (Arora, 2005). Namun yang lebih penting ialah mikroba rumen itu sendiri, karena biomas mikroba yang meninggalkan rumen merupakan pasokan protein bagi ternak ruminansia. (Soetanto. 1994) menyebutkan bahwa 2/3 – 3/4 bagian dari protein yang diabsorbsi oleh ternak ruminansia berasal dari protein mikroba.
Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai pasok utama protein bagi ternak ruminansia. Menurut Arora (2005) sekitar 47 sampai 71 persen dari nitrogen yang ada di dalam rumen berada dalam bentuk protein mikroba.


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1    Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang sistem pencernaan pada kambing, bertempat di kandang Peternakan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
Waktu pelaksanaan praktikum Nutrisi Ruminansia  yaitu pada hari Sabtu, tanggal 18 April 2015 pada pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai.

3.2    Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang pengamatan pada sistem pencernaan ternak kambing dan protozoa rumen adalah satu ekor ternak kambing yang dipotong dan dibedah.
Alat yang digunakan dalam praktikum Nutrisi Ruminansia yang membahas tentang pengamatan sistem pencernaan ternak kambing dan protozoa rumen adalah pisau, mikroskop elektrik dengan perbesaran 10 x 10, wadah untuk mengambil cairan rumen, deglass dan coverglass.

3.3    Cara Kerja
Ø  Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ø  Setelah itu menyembeli ternak yang akan diamati.
Ø  Membedah dan mengamati alat pencernaan mulai dari mulut sampai anus.
Ø  Memisahkan bagian-bagian alat pencernaan.
Ø  Setelah itu alat pencernaan mulai dari rumen, reticulum, omasum,  abomasum, usus halus dan usus besar dibelah dan dilihat kulit dinding bagian dalam.
Ø  mengambil isi cairan rumen untuk mengamati protozoa dalam cairan rumen.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :

A.      Rumen
Gambar 1. Dinding rumen bagian dalam.

B.       Retikulum
Gambar2. Dinding retikulum bagian dalam.


C.      Omasum
Gambar 3. Dinding omasum bagian dalam.

D.      Abomasum
Gambar 4. Dinding abomasum bagian dalam.








E.       Protozoa rumen
Gambar 5. Protozoa rumen pada mikroskop
4.2    Pembahasan

A.      Rumen
Rumen adalah kompartemen lambung (dindingnya seperti handuk) yang terbesar, menempati 71 % total volume lambung, dan pisahkan dari reticulum oleh lipatan-lipatan ruminoreticular. Secara tidak lengkap terbagi lagi menjadi ruangan atau kantong-kantong pilar. Mikroorganisme ditemukan di dalam rumen dan di rumen proses fermentasi berlangsung. Rumen terletak di Sebelah kiri rongga perut, memanjang dari tulang rusuk ke 7 dan 8  sampai dengan tulang punggung, Menempati ¾ bagian rongga perut.
Rumen dilapisi oleh sel-sel ephitel keratin yang berlapis dan dapat mengelupas. Ephitelium ini tidak berkelenjar, dengan demikian tidak memproduksi mucus, tetapi ini akan mengangkut VFA( 85 % VFA diserap di dalam rumen) terutama hasil akhir fermentasi rumen, dan rumen dipenuhi oleh papila seperti jari yang memperluas bagian permukaan untuk penyerapan.
Pakan yang dimakan oleh ternak akan segera di fermentasi setelah sampai di rumen. Pakan yang sudah difermentasi akan berwarna hijau lumut. Hal ini menandakan bahwa proses fermentasi oleh mikroba telah berlangsung dan hasil akhir dari proses fermentasi tersebut siap untuk diserap.

B.       Retikulum
Retikulum terletak berdekatan dengan diaframa, bersama- sama rumen, retikulum membentuk daerah fermentasi, yang dikenal dengan retikulorumen. Retikulum juga daerah penerima dan pengirim ; retikulum menerima makanan dari kerongkongan dan ingesta dari rumen, dan mengirim ingesta juga ke rumen, ke omasum dan ke kerongkongan selama proses ruminasi.
Retikulum (jalan antara rumen dan omasum)Bagian dalam retikulum terdiri dari papilla-papilla yg terbentuk spt rumah tawon yg dikenal Honey comb. Di retikulum juga terjadi proses absorpsi hasil akhir fermentasi yaitu VFa, Amonia air dan Tempat berkumpulnya benda-benda asing.

C.      Omasum
Omasum merupakan bagian lambung yang ke tiga. Omasum (bentuk berbuku buku) Terletak disebelah rusuk ke 7 – 11, bentuk elips dan dihubungkan oleh retikulum oleh saluran sempit (orificium reticulo omasal). Omasum dibungkus dengan lamella atau lembaran-lembaran yang terletak pada lekukan yang lebih besar dari organ tetapi lekukan yang lebih kecil, membentuk teruan omasal untuk dilalui cairan dan ingesta larut dari reticulum ke abomasum. Ingesta padat selalu ditemukan diantara lamella, tetapi fungsi utama dari lamella tidak jelas, sementara difahami untuk meningkatkan permukaan daerah penyerapan.
Bahan-bahan yang diserap dari omasum mengandung air,VFA dan bikarbonat. Yang terakhir harus dipindahkan sebelum kondisi asam abomasum, sedangkakn jika tidak jumlah karbon dioksida (Co2) akan meningkat dalam obomasum.

D.      Abomasum
Abomasum terletak didasar rongga perut. Disejajarkan dengan perut sejati karena disinilah disekresikan cairan lambung oleh sel-sel abomasum. Dengan demikian merupakan daerah pertama tempat berlangsungnya pencernaan protein oleh ternak.
Di dalam organ ini, mikroorganisme rumen dan residu-residu yang terfermentasi dari pakan adalah subjek pencernaan enzim dan prodaknya diabsorpsi. Di abomasum fermentasi lanjutan terjadi di daerah cecum dan kolon, sumbangan fermentasi di daerah ini terhadapa pencernaan pakan tergolong kecil, yaitu sekitar 5-10 % (preston dan Leng, 1987)

E.       Protozoa rumen
Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10 pangkat 5 - 10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Sutardi, 1977). Beberapa jenis bakteri/mikroba yang terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b) bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d) bakteri/mikroba selulolitik, (e) bakteri/mikroba proteolitik.
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrich syang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989). 


V.     PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Sistem Pencernaan Ruminansia pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. 
Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus(intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali).  
Di dalam cairan rumen juga terdapat saliva. Saliva yang masuk kedalam rumen berfungsi sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasil fermentasi mikroba rumen.
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang mempunyai silia hampir di seluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna

5.2    Saran
Saran saya adalah sebaiknya praktikum menggunakan 2 atau 3 ekor kambing yang umurnya berbeda, agar kami bisa membandingkan saluran pencernaan dari umur yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Arora, S. P. 2005. Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Frandson, R.D. 1992 . Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Kartadisastra, 1997. Zoologi . Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor .

McDonald .1981 . Anatomy and Physiology of Farm Animals. 6rd. Lippicont Williams and Wilkins, Philadelpia.

Soetanto. 1994 .peran Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S. Lebdosoekojo.1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.